Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari e-IPO pada laman resmi BEI, Jumat (6/1), sektor konsumen siklikal mendominasi calon emiten baru di bursa saham, yakni sebanyak dua emiten. SIsanya berupa satu emiten dari transportasi dan logistik, satu emiten dari sektor finansial, dan satu emiten dari sektor konsumen non-siklikal.
Berikut ulasan singkat profil 5 calon emiten baru:
1. PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT)
PT Bank Sumut akan melepas saham sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham atau setara 23 persen, dengan harga penawaran Rp 350 - Rp 510 per saham. Perseroan menjadwalkan IPO pada 7 Februari 2023. Masa penawaran awal (bookbuilding) pada 5 - 18 Januari 2023.
Total nilai saham yang ditawarkan melalui IPO sebanyak-banyak Rp 1,49 triliun. Sekitar 80 persen dari dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Sisanya sebesar 20 persen untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi.
ADVERTISEMENT
2. PT Penta Valent Tbk (PEVE)
Perusahaan distributor produk farmasi dan produk konsumsi milik Konglomerat Hermanto Tanoko menawarkan saham sebanyak-banyaknya 368 juta saham biasanya atau setara 20,67 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Perseroan akan mencatatkan saham perdana pada 24 Januari 2023. Adapun masa bookbuildling pada 30 Desember 2022 - 5 Januari 2023.
Harga saham yang ditawarkan di rentang Rp 120 - 149 per lembar. Total dana IPO yang diraup berkisar antara Rp 44,16 miliar - 54,83 miliar.
Salah satu orang terkaya di Indonesia, Hermanto Tanoko menjadi komisaris utama PT Penta Valent Tbk. Adapun deretan pemegang saham PEVE adalah PT Tancorp Mega Buana sebesar 50,44 persen, PT Maramakmur Selaras sebesar 25,28 persen, dan PT Multi Pidotama Mandiri sebesar 24,28 persen.
ADVERTISEMENT
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja dalam rincian biaya operasional, seperti biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya.
3. PT Jasa Berdikari Logistic Tbk (LAJU)
Perusahaan bidang jasa logistik terintegrasi ini melepas saham sebanyak-banyaknya 700 juta saham baru atau 32,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.
Saham LAJU akan tercatat di BEI pada 24 Januari 2023. Masa penawaran awal berlangsung pada 30 Desember 2022 - 6 Januari 2023.
Harga penawaran saham berkisar Rp 100 - 150 per lembar. Total seluruh nilai IPO sebanyak-banyaknya Rp 105 miliar.
Sekitar 57,82 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian aset Perseroan. Sedangkan sisanya 23,71 persen untuk belanja modal yang tergolong dalam Capital Expenditure.
ADVERTISEMENT
4. PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL)
Perusahaan ini bergerak di penyelenggaraan bimbingan belajar (bimbel). Emiten berkode BMBL akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 280 juta saham setara dengan 27,19 persen modal ditempatkan, dengan kisaran harga Rp 187-Rp 196 per saham. Perusahaan juga menerbitkan waran seri sebanyak-banyaknya 224 juta, sehingga setiap 10 pemegang saham baru berhak atas 8 waran seri I. Saham BMBL diproyeksikan mulai masuk bursa pada 6 Januari 2023.
5. PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
Emiten industri makanan bayi ini akan IPO pada 2 Februari 2023. Emiten ini menerbitkan sebanyak-banyaknya 510 juta saham biasa atau 20 persen dari modal ditempatkan.
Kisaran harga penawaran saham ini Rp 100 - 120 setiap saham. Perusahaan juga menerbitkan 510 juta waran Seri I. Setiap pemegang saham baru berhak atas satu waran seri I.
ADVERTISEMENT
Total dana IPO yang akan diraup sebesar Rp 61,2 miliar. Sekitar Rp 4,21 miliar akan digunakan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor untuk pembangunan pabrik.
Sedangkan Rp 30 miliar akan digunakan untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin dan peralatan pabrik di Gunung Sindur. Sisanya untuk pembelian bahan baku, marketing dan promosi, serta biaya operasional perusahaan.