INKA Bangun Kereta Cepat, Tapi Masih Butuh Alih Teknologi Negara Lain

14 Oktober 2023 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masinis mengoperasikan kereta pengumpan untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung saat diuji coba di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2023). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Masinis mengoperasikan kereta pengumpan untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung saat diuji coba di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2023). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT INKA (Persero) berencana menggarap kereta cepat untuk proyek Whoosh relasi Jakarta-Surabaya. Kesempatan ini diberikan setelah berhasil memproduksi rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir merespons rencana tersebut. Menurut dia, pemerintah memberikan kesempatan bagi INKA, namun tentunya tidak bisa sendiri tanpa alih teknologi.
"Kan semuanya alih teknologi, yang namanya MRT kerja sama dengan Jepang, LRT sudah sendiri. Kereta cepat pelan-pelan harus ada ahli teknologi," ungkapnya saat ditemui di Sarinah, Sabtu (14/10).
Erick mengatakan, pemerintah memberikan kesempatan INKA untuk membangun, namun tetap mengutamakan unsur keselamatan. Pasalnya, hasil produk LRT Jabodebek saja masih menuai protes.
"INKA sendiri sudah bisa membuat kereta LRT, itu pun di awal masih ada komplain dari masyarakat. Pintunya pendek, pintunya buka tutupnya masih telat," tuturnya.
"Ya kembali lagi, kalau kita ingin negara maju kasih kesempatan membangun tetapi pasti kita menjaga unsur keselamatan," tambah Erick.
Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati, saat konferensi pers pembukaan Windownesia di Perth Australia, Sabtu (14/10/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Apalagi jika ingin membangun kereta cepat yang memiliki kecepatan hingga 350 km/jam, kata dia, perlu waktu bagi INKA melakukan alih teknologi. Hanya saja, dia tidak membeberkan alih teknologi ini akan dilakukan dengan negara mana.
ADVERTISEMENT
"Salah satunya untuk meningkatkan TKDN kita bikin supaya bisa tidak kerja sama dengan INKA untuk kereta cepat ke depan, kita bisa bersama-sama membangun, memang semua perlu proses," pungkasnya.
Sebelumnya, Senior Manager Humas dan Kantor Perwakilan PT INKA (Persero), Agung Dwi Cahyono, membenarkan rencana pengembang kereta cepat produksi anak bangsa ini, bekerja sama dengan LPDP dan BRIN.
"Ya. Benar. Kita sedang melakukan riset antara BRIN, LPDP, INKA dan perguruan tinggi membuat Kereta Cepat Merah Putih. Diharapkan kecepatannya di atas 200 km/jam," ujar Agung saat dihubungi kumparan, Minggu (8/10).
Agung menargetkan produksi kereta cepat ini rampung pada 2025 dan dilakukan uji coba pada 2026. "Kita harapkan prototype car body alumunium dan bogie sudah ada di tahun 2025," ungkap Agung.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari YouTube LPDP RI, pembuatan rancang bangun dan prototyping Kereta Cepat Merah Putih ini juga digarap oleh Departemen Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Prototyping Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Agus Windharto, mengatakan proyek ini didukung oleh pendanaan RISPRO LPDP senilai Rp 4,895 miliar untuk 3 tahun penelitian.
"Pada tahun 2019 saya mendapatkan pendanaan RISPRO kompetisi untuk melakukan rancang bangun dan prototyping kereta cepat Indonesia. Pendanaannya selama 3 tahun, dan berhasil di tahun 2022," jelas Agus.