INKA Mau Barter Kereta Api dengan Komoditas Tambang Kamboja

14 November 2019 11:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerbong kereta produksi INKA yang diekspor ke Bangladesh. Foto: Dok. Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Gerbong kereta produksi INKA yang diekspor ke Bangladesh. Foto: Dok. Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA berencana untuk melakukan ekspor kereta api ke Kamboja. Hal itu menindaklanjuti minat yang ditunjukkan dari pemerintah Kamboja.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro‎ menjelaskan, delegasi Kamboja pada September 2019 lalu mengunjungi pabrik PT INKA di Madiun. Pada kesempatan itu, delegasi Kamboja menyampaikan minatnya.
"Oh udah dateng kok pihak Kamboja, udah datang ke INKA. Mereka butuh (jasa dari kami)," bebernya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/11).
Namun sejauh ini, menurut dia, PT INKA masih melakukan penjajakan terkait metode pembayaran ‎yang kan dilakukan Kamboja. Budi menyebut, nantinya pembelian rangkaian kereta akan dibayar menggunakan komoditas.
"Cuma kan duitnya dari mana. Kita cari nanti mereka punya apa sih, gitu lho. Saling cari nih, nanti kita barter," katanya.
Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Rabu (15/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menurut Budi, sistem barter ini bukan sesuatu hal yang baru. Sebelumnya pemerintah Laos memberikan konsesi tambang potassium kepada PT Timah ‎yang kemudian hasilnya dipakai PT INKA membangun jalur kereta api.
ADVERTISEMENT
"Iya mending begitu (barter), kaya Laos begitu. Dia punya apa, potassium. Nah PT Timah masuk di sana. PT Timah dapat konsesi tambang dijual untuk dibuat kereta api," tegas Budi.
Saat disinggung mengenai komoditas Kamboja yang diincar, dia mengaku belum mengetahui. Sebab PT INKA belum melakukan kunjungan balik. Namun diinginkan Budi, komoditas tambang yang ditukar dengan kereta api.
"Saya juga belum ke sana. Katanya banyak sih, saya harapkan tambang. Nilainya belum," katanya.