Insentif Konversi Motor Listrik Minim Peminat, Target 50.000 Unit Sulit Tercapai

7 Mei 2023 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motor listrik Selis Neo Scootic Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Selis Neo Scootic Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian ESDM mencatat baru ada 160 permohonan konversi motor BBM menjadi listrik per 4 Mei 2023. Program ini masih minim peminat meskipun sudah ada insentif dari pemerintah senilai Rp 7 juta untuk setiap unit motor.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan realisasi konversi motor listrik setelah penerapan kebijakan insentif motor listrik masih minim peminat. Pemerintah sudah menetapkan target konversi sepeda motor listrik di tahun ini bisa mencapai 50.000 unit.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menilai penyebab insentif ini tidak dilirik banyak peminat karena jumlah bengkel yang tidak begitu banyak. Ia memprediksi target 50.000 unit motor tahun ini tidak akan selesai.
“Kalau masalahnya diatasi, saya tidak yakin bisa terlampaui. Target 50.000 (unit) ambisius selama masalah tadi belum diatasi,” kata Fahmy saat dihubungi kumparan, Minggu (7/5).
Fahmy menyebut infrastruktur kendaraan listrik masih belum terbentuk, tercermin dari SPKLU masih belum tersebar di Indonesia. Hal ini membuat konsumen enggan untuk melakukan konversi meskipun diberikan insentif 7 juta.
ADVERTISEMENT
“Insentif tidak serta merta mendorong konsumen konversi karena ada masalah belum teratasi, dan kemudian SPKLU. Perlu ada komunikasi publik lebih intens sehingga konsumen tahu dapat motor listrik dan daftar bengkel konversi listrik,” ujarnya.
Berbeda dengan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa. Dia yakin target 50 ribu unit motor akan tercapai selama sosialisasi ditingkatkan dan bengkel konversi siap menerima pesanan.
“Ini kan masih 2 bulan dan target ini sampai 2024/2025, praktis masih ada waktu 2 tahun untuk mencapai target ini. Sosialisasi, kemauan masyarakat dan kesiapan bengkel konversi adalah tiga faktor utama keberhasilan program konversi,” ujar Fabby.
Fabby menuturkan bengkel konversi sudah mencapai sekitar 30 bengkel, sebagian besar berada di Jabodetabek dan ada di Bali. Jumlah bengkel konversi yang tersertifikasi harus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya ini terjadi karena kurang sosialisasi kepada masyarakat. Setelah diluncurkan pada Maret/April, kita memasuki periode puasa dan hari raya. Pemberitaan di media massa juga belum optimal. Jadi menurut saya pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi dan promosi mengenai insentif ini,” imbuhnya.