Instrumen Moneter BI Laris Manis, SRBI Terjual Rp 775,45 T

17 Juli 2024 15:02 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Juli 2024, Rabu (20/7/2024).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Juli 2024, Rabu (20/7/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi, bank sentral mengoptimalkan berbagai instrumen moneter pro-market, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI).
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.
"Hingga 15 Juli 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp 775,45 triliun, USD 1,82 miliar, dan USD 267 juta," ujar Perry saat konferensi pers di Gedung Thamrin BI, Jakarta, Rabu (17/7).
Ia mengatakan, penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, tercermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp 220,35 triliun (28,42 persen dari total outstanding).
Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga memperkuat efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen pro-market baik dari sisi volume maupun daya tarik imbal hasil, dan didukung kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat, untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan domestik," jelasnya.
ADVERTISEMENT