Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Integrasi BUMN Kereta Api-Transportasi Laut Jangan Sampai Jadi Beban Keuangan
28 Desember 2024 20:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) masih terus melanjutkan program integrasi atau konsolidasi BUMN yang bisnisnya saling berkaitan, kali ini BUMN kereta api dan transportasi laut.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengintegrasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan produsen kereta api, PT Industri Kereta Api (INKA). Erick juga mengumumkan rencana penggabungan PT Pelni dan PT ASDP Indonesia ke PT Pelayaran Indonesia (Pelindo).
Associate Director BUMN Research Group LMUI, Toto Pranoto, menjelaskan pemerintah perlu mempertimbangkan aksi korporasi perusahaan pelat merah itu. Dia meminta agar merger tidak menjadi salah satu opsi.
Pemerintah baru saja merampungkan merger BUMN pengelola bandara, PT Angkasa Pura I dan II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API). Merger juga sebelumnya pernah dilakukan pada entitas PT Pelindo.
"Merger itu secara organisasi membutuhkan waktu transisi yang lebih panjang dan kompleks, karena misal 2 entitas bisnis disatukan menjadi satu entitas bisnis yang baru, perlu transformasi cukup panjang untuk bisa menyatu sebagai entitas bisnis baru," jelasnya kepada kumparan, Sabtu (28/12).
ADVERTISEMENT
Toto menuturkan, masalah yang akan muncul jika merger dilakukan adalah syndrome post merger integration, yang berarti menyatukan standarisasi operasional dan budaya korporasi yang tidak cukup mudah.
"Kalau proses ini tidak dipimpin oleh strong leader, maka kemungkinan kegagalan cukup tinggi," imbuhnya.
Dengan demikian, Toto menyarankan agar klasterisasi dengan model holding-sub holding alias holdingisasi merupakan pilihan yang tepat bagi KAI dan INKA maupun Pelindo-Pelni-ASDP, karena bisa memberikan efek value creation yang lebih cepat.
"Misal KAI menjadi holding dan INKA sebagai sub holding. KAI memberikan arahan strategis yang akan dicapai dalam jangka panjang dan strategi INKA menyesuaikan dengan masterplan holding yang telah ditetapkan. Ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas," tutur Toto.
Meskipun bisnis inti berbeda, Toto juga menilai holdingisasi Pelni, ASDP, dan Pelindo juga masih masuk akal sebab masih dalam satu rantai pasok yang berkaitan.
ADVERTISEMENT
Pelindo, kata dia, nantinya dapat bertugas sebagai bisnis hulu penyediaan sarana pelabuhan, sementara Pelni dan ASDP ada di hilir angkutan laut yang berhubungan langsung dengan konsumen.
"Apabila integrasi perencanaan bisa dibuat komprehensif dari hulu ke hilir, maka ini diharapkan bisa tingkatkan efisiensi dan produktivitas angkutan laut di Indonesia," kata Toto.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus juga menilai merger bukan opsi yang tepat untuk integrasi KAI-INKA maupun Pelni-ASDP-Pelindo.
"Jika integrasi tujuannya untuk mengoptimalkan pelayanan, peningkatan kinerja pelayanan pada masyarakat oke, namun secara bisnis antara perusahaan tersebut memiliki nature business yang sangat berbeda," terangnya.
Achmad berpendapat, perhitungan integrasi antar BUMN ini harus jelas dan tegas, sehingga masing-masing perusahaan tidak saling membebani secara finansial, apalagi yang lebih merugi dari yang lain.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai satu sektor yang rugi menambal sektor lain, sehingga secara konsolidasi akan berdampak pada kinerja finansial," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan negara yang menjadi contoh model integrasi BUMN di sektor kereta api dalam negeri adalah China. Alasannya karena di China pengelolaan dan pembangunan kereta api tidak dijalankan oleh entitas yang sepenuhnya terpisah, melainkan menjadi bagian dari satu ekosistem bisnis.
"Karena di China, antara pengelola kereta api, cara railway dengan pembangun keretanya, HSRC (High-Speed Rail Corporation/kereta cepat) itu (dijalankan) satu ekosistem gitu," kata Tiko, panggilan akrabnya, di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Cinere, Depok, Jumat (27/12).
Tiko juga mengungkapkan tengah mengkaji integrasi di BUMN kepelabuhanan antara PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry ke Pelindo. Tujuannya agar biaya transportasi laut, terutama logistik makin terjangkau.
ADVERTISEMENT
"Supaya biaya logistik laut dan juga ekosistem transportasi penumpang di laut itu bisa semakin terintegrasi dengan jangkauannya semakin luas. Dengan begitu, biaya semakin murah buat para pelanggannya," jelasnya.