Internet Starlink Sudah Hadir di RI, Dinilai Sulit Masuk Sektor Konsumen Rumahan

10 September 2023 16:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Piringan terminal Starlink menghubungkan pengguna langsung dengan satelit Starlink di luar angkasa. Foto: SpaceX
zoom-in-whitePerbesar
Piringan terminal Starlink menghubungkan pengguna langsung dengan satelit Starlink di luar angkasa. Foto: SpaceX
ADVERTISEMENT
Layanan internet Starlink sudah merambah Indonesia. Jaringan internet milik perusahaan Elon Musk, SpaceX, tersebut baru tersedia untuk operator penyedia layanan internet, namun berencana ditawarkan langsung kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
Saat ini Starlink telah mengantongi izin resmi dari pemerintah Indonesia melalui Kominfo. Hak izin yang diberikan hanya sebatas layanan jaringan tetap tertutup PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), anak usaha Telkom Group.
Telkomsat memiliki hak sepenuhnya untuk mendapatkan akses layanan backhaul satelit Starlink milik Elon Musk. Sementara masyarakat umum tidak bisa mengakses secara bebas layanan satelit Starlink
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, menuturkan layanan internet Starlink nantinya bisa langsung dinikmati masyarakat melalui 9 gateway yang dibangun Telkom dan sudah mencakup seluruh daerah di Indonesia.
"Starlink akan mulai bersama kita untuk masuk ke consumer langsung ke pelanggan. Kebetulan kita sudah bangun 9 gateway, jadi semua terminal Starlink ini masuk ke gateway yang ada di Indonesia," ungkapnya di The Westin Nusa Dua, Selasa (5/9).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, layanan Starlink menambah keberagaman produk internet di Indonesia. Dengan kualitas kecepatan internet yang tinggi, Starlink menjadi produk internet yang paling mahal dengan harga Rp 2-3 juta per bulan.
"Tercipta suatu value yang berbeda, jadi Starlink harganya paling tinggi, terus ada Indihome untuk di rumah kemudian seluler kan tergantung orang milihnya," jelas Bogi.
Prospek Bisnis Starlink di Indonesia
Roket Falcon-9 dari SpaceX yang membawa 60 satelit Starlink. Foto: SpaceX
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda, menilai Starlink akan menargetkan konsumen yang memiliki segmen yang lebih tinggi, seperti perusahaan atau konsumen berpendapatan tinggi.
"Tapi di Indonesia saya rasa masih ada konsumennya, karena sekarang pun ada paket internet yang harganya mendekati Rp 1 juta, artinya ada pangsa pasar high income class. Saya rasa itu yang akan diincar oleh Telkom dan Starlink," ujarnya kepada kumparan, Minggu (10/9).
ADVERTISEMENT
Dihubungi terpisah, Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan dia awalnya berpikir Starlink akan memasuki pasar ritel, namun melihat harga yang ditawarkan adalah harga korporasi
Sementara itu, rata-rata tarif internet rumahan yang mampu dibayar rumah tangga Indonesia adalah Rp 200-300 ribu, bahkan sekarang ada yang lebih murah di kisaran Rp 100-150 ribu.
"Jadi kalau masuk segmen perumahan, berat untuk bersaing dengan ISP (internet service provider) yang sudah ada dan bahkan kemahalan," jelasnya.
Dengan begitu, menurut Heru, segmen yang bisa dimasuki Starlink adalah segmen korporasi. Segmen ini pun akan melihat berapa kecepatan yang didapatkan karena teknologi satelit membatasi kecepatan internet yang bisa didapat konsumen.
"Sehingga, dengan harga sama dipastikan kecepatan berbasis satelit akan lebih rendah. Karena itu, yang bisa dimasuki adalah segmen korporasi yang ada di wilayah 3T atau non komersial serta offshore," pungkasnya.
ADVERTISEMENT