Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Intip Keuangan Krakatau Steel yang Disebut Erick Thohir Bisa Bangkrut Bulan Ini
6 Desember 2021 8:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) terancam bangkrut bulan ini. Kondisi tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir .
ADVERTISEMENT
Dalam laporan keuangan , Krakatau Steel mengantongi laba bersih Rp 1,05 triliun sampai Oktober 2021. Namun, ancaman kebangkrutan masih saja terjadi.
Berikut ini rangkuman selengkapnya mengenai informasi tersebut:
Erick Thohir Ungkap Krakatau Steel Bisa Bangkrut Bulan Ini, Apa Penyebabnya?
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki kemungkinan default atau gagal bayar yang bisa berujung pada kebangkrutan di bulan ini. Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (2/12).
Saat ini, Krakatau Steel masih dalam proses restrukturisasi untuk membenahi utangnya, terutama dari proyek-proyek yang mangkrak. Salah satu proyek baja tersebut adalah Blast Furnace yang dimulai sejak 2008 tapi tidak berjalan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga langkah, dan problemnya langkah ketiga ini macet. Kalau ketiga sudah gagal, kedua gagal, yang pertama gagal, Desember ini bisa default," ujar Erick dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12).
"Proyek Blast Furnace investasinya USD 850 juta di 2008 dan ternyata hari ini mangkrak. Dan barang ini enggak bisa diapa-apain," lanjutnya.
Selain restrukturisasi keuangan terkait proyek Blast Furnace, Erick Thohir juga mengungkapkan tengah melakukan negosiasi ulang kepemilikan saham di Krakatau Posco.
Krakatau Steel berencana menambah kepemilikan saham di Krakatau Posco dari saat ini 30 persen menjadi 50 persen atau sama besarnya dengan Posco. Namun, hingga saat ini, pihak Posco belum memberikan jawaban.
Penjualan Naik, Krakatau Steel Kantongi Laba Rp 1,05 Triliun hingga Oktober 2021
ADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengantongi laba bersih Rp 1,05 triliun hingga Oktober 2021. Terkereknya laba perusahaan selama 10 bulan ini karena penjualan dan produktivitas emiten berkode KRAS ini naik.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim , mengatakan perusahaan mencatatkan nilai penjualan Rp 26,5 triliun hingga Oktober 2021, meningkat 73,19 persen dibandingkan periode yang sama tahu lalu Rp 15,3 triliun.
"Hingga Oktober 2021, produktivitas Krakatau Steel juga mengalami peningkatan. Produksi Krakatau Steel naik 35 persen menjadi sebesar 1.628.000 ton dari sebelumnya sebesar 1.207.000 ton di periode yang sama tahun 2020," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11).
Pada periode ini, Krakatau Steel mampu menurunkan biaya variable atau variable cost sebesar 10 persen dari tahun periode yang sama tahun lalu sebesar USD 63 per ton menjadi sebesar USD 57 per ton hingga Oktober 2021. Fixed cost juga turun sebesar 8 persen menjadi USD 60 per ton di periode ini hingga Oktober 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar USD 65 per ton.
ADVERTISEMENT
Dari sisi laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), perusahaan berhasil mencapai realisasi EBITDA sebesar Rp 2,1 triliun atau meningkat 2,3 kali dibandingkan EBITDA di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 930 miliar.
Menurut Silmy, kinerja Krakatau Steel yang semakin baik dan konsisten ini tidak lepas dari keberhasilan manajemen dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel. Mengenai kinerja Krakatau Steel ke depan, Krakatau Steel telah memiliki master plan jangka panjang yang tentunya ini akan menjaga kinerja positif secara berkesinambungan.
Usai Restrukturisasi, Krakatau Steel Telah Bayar Utang Rp 444,7 Miliar
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah membayar utang mereka senilai Rp 444,7 miliar. Pembayaran utang ini bagian dari restrukturisasi yang telah dilakukan perseroan sejak tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Utang yang telah dibayar itu terdiri dari utang Tranche A hasil kesepakatan restrukturisasi utang Krakatau Steel sebesar Rp 258 miliar dan cicilan utang kepada Commerzbank Rp 186,7 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan sejak 2020, perseroan telah membayar cicilan pokok utang sebesar Rp 444,7 miliar yang terdiri dari Rp 108 miliar di tahun lalu dan Rp 336,7 miliar di tahun ini.
Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan oleh manajemen Krakatau Steel salah satunya adalah restrukturisasi utang untuk mengatasi beban utang perseroan yang besar dan terus meningkat sejak tahun 2011. Krakatau Steel bersama 10 kreditur menandatangani perjanjian kredit restrukturisasi pada Januari 2020.
Krakatau Steel mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran dan menyelesaikan utang sebesar total Rp 28,4 triliun sesuai dengan jadwal selama delapan tahun melalui skema Tranche A, Tranche B, dan Tranche C.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya restrukturisasi utang tersebut, pengelolaan utang Krakatau Steel menjadi lebih baik dan lebih ringan karena disesuaikan dengan perkembangan perusahaan dan likuiditas perusahaan.
“Transformasi yang telah menghasilkan kinerja positif yang membuat Krakatau Steel semakin sehat secara finansial. Kami optimis untuk pencapaian kinerja yang lebih baik lagi ke depan. Selanjutnya untuk akhir 2021 ini kami berencana akan membayar utang sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun,” pungkas Silmy.