Intip Profil Mitratel, Perusahaan Tower Telekomunikasi Terbesar yang Segera IPO

12 November 2021 11:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
zoom-in-whitePerbesar
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
ADVERTISEMENT
PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel bersiap melantai di bursa saham. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini rencananya bakal mencatatkan saham perdana atau IPO (initial public offering) di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021.
ADVERTISEMENT
Lalu seperti apa sebenarnya profil perusahaan?
Mengutip Prospektus Ringkas yang diterbitkan perseroan, Jumat (12/11), Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dalam jumlah menara telekomunikasi yang dimiliki dan dikelola.
Seluruh operasi Mitratel berjalan dan dioperasikan secara independen. Perseroan melalui model bisnis juga menikmati manfaat sinergistik dengan menjadi anggota dari Grup Telkom.
Adapun dalam menjalankan bisnisnya, Mitratel memiliki tiga kategori utama. Pertama yaitu penyewaan site. Mitratel menyewakan ruang di menara telekomunikasi kepada operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
Selain itu, perseroan juga menawarkan jasa pemeliharaan meliputi pengawasan operasi peralatan telekomunikasi penyewa, inspeksi rutin, perawatan properti, penanganan kerusakan dan masalah lainnya yang terkait dengan pengoperasian peralatan.
Kedua adalah reseller yaitu layanan penyewaan menara telekomunikasi yang menawarkan menara telekomunikasi milik pihak ketiga untuk disewakan kepada pelanggan operator seluler untuk digunakan mereka sendiri. Terakhir, adalah layanan lain-lain yang terdiri atas project solutions managed services, layanan fiber optic, dan layanan infrastruktur terkait digital.
ADVERTISEMENT
Dalam prospektusnya, Mitratel mengeklaim bahwa mereka memiliki bisnis yang menarik dan luwes, dengan visibilitas pendapatan yang tinggi. Hal ini juga ditopang oleh basis pelanggan berkualitas sehingga Mitratel memiliki visibilitas pendapatan yang tinggi. Sebab pendapatan Mitratel terutama diperoleh dari kontrak jangka panjang dengan basis pelanggan yang memiliki kelayakan kredit yang baik.
Per 30 Juni 2021, Perseroan memiliki pendapatan terkontrak yang belum tercatat substansial senilai Rp 30,7 triliun hingga tahun 2030 dari kontrak berjalan. Angka itu belum termasuk pendapatan dari potensi perpanjangan kontrak di masa depan. Adapun sekitar 96 persen pendapatan kontrak diperoleh dari empat MNO teratas di Indonesia per 30 Juni 2021.
Basis pelanggan Perseroan juga didukung oleh hubungan penyewa utama Perseroan dengan Telkomsel serta hubungan Perseroan dengan para MNO terkemuka lainnya di Indonesia. Selain Telkomsel, Perseroan juga memiliki hubungan baik dengan Operator Jaringan Seluler terkemuka Indonesia lainnya seperti XL Axiata, Indosat, dan H3I.
ADVERTISEMENT
Saat ini perseroan memiliki jaringan nasional yang luas yang menyediakan infrastruktur penting untuk mendukung seluruh layanan komunikasi dan digital. Di Sumatera, Mitratel memiliki 8.049 tower dan 11.297 tenan. Sementara di Kalimantan, perseroan memiliki 2.546 tower dan 3.750 tenant.
Di Sulawesi terdapat 2.393 tower dan 3.560 tenant. Sementara di Jawa terdapat 11.963 tower dengan 19.608 tenant. Adapun di Bali dan Nusa Tenggara perseroan memiliki 1.911 tower dan 2.571 tenants. Sedangkan di Maluku dan Papua ada 1.168 tower dan 1.230 tenant.
Mitratel akan tercatat di pasar modal dengan kode saham MTEL. Rencananya, harga per lembar saham Mitratel akan dilepas antara Rp 775 hingga Rp 975.
Dengan jumlah maksimal saham yang dilepas ke publik sebanyak 29,85 persen atau setara 25.540.000.000 lembar saham, perusahaan menargetkan memperoleh dana segar Rp 15 triliun hingga Rp 25 triliun.
ADVERTISEMENT