Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Intip Prospek Saham MTEL dan PGEO Usai Masuk ke Indeks LQ45
29 Januari 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masuk ke dalam indeks 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu indeks LQ45.
ADVERTISEMENT
Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Steven Gunawan, mengatakan kinerja dua saham BUMN tersebut akan menarik animo pelaku pasar usai masuk indeks LQ45.
“Akan lebih likuid dan menarik animo pelaku pasar ya, karena indeks LQ45 itu indeks bluechips kita. Dan biasanya asing cuma melirik di LQ45,” ujar Steven kepada kumparan, Senin (29/1).
Steven menilai kinerja emiten telekomunikasi masih positif sejalan dengan gencarnya ekspansi ke fiber optik. Sehingga diharapkan dapat menjadi pendorong baru pertumbuhan pendapatan MTEL.
“PGEO juga positif karena termasuk di EBT. Bisnis EBT di sini masih berkembang, masih dini sehingga ekspansi ke depan masih terbuka tumbuh,” kata Steven.
Investor diminta waspadai profit taking apabila pergerakan dua saham tersebut sudah melonjak. Para pelaku pasar nantinya bisa buy on weakness saham PGEO dan MTEL.
ADVERTISEMENT
Steven menaruh target price saham MTEL senilai Rp 860 dan PGEO senilai Rp 1.530.
Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi buy on weakness terhadap dua saham tersebut. Dia merekomendasikan saham MTEL dan PGEO dalam jangka menengah dan panjang. “PGEO target price 1.420-1.455, MTEL target price 705-740,” tutur Herditya.
Terdapat pergantian 4 emiten di indeks LQ45. Selain MTEL dan PGEO, pendatang emiten baru antara lain PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA) dan PT Mitra Pack Tbk (PTMP).
Keempatnya menggantikan PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan, dalam penetapan konstituen suatu indeks digunakan parameter kuantitatif dan kualitatif termasuk value, volume, frekuensi, rasio fundamental dan parameter lain.
ADVERTISEMENT
“Dari hal tersebut, saham saham yang masuk dalam IDX30, LQ45, IDX80 dan indeks lainnya yang diumumkan oleh BEI sudah sesuai dengan procedure yang ada,” ungkap Jeffrey kepada wartawan, Jumat (26/1).
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.