Lipsus Jerat Investasi Oknum Polisi

Investasi ke Oknum Polisi Berujung Petaka (1)

10 Februari 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gorontalo disapu demam investasi. Warga menjual mobil dan sapi, bahkan menggadaikan rumah. Uangnya lantas diserahkan ke para petugas polisi yang menjadi admin FX Family, investasi forex milik Aipda Ariyanto Yusuf, anggota Polsek Paguat, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Sulawesi.
Uang itu akan berlipat ganda, dan profit akan dicairkan setiap bulan. Dan itulah yang terjadi—untuk bulan pertama. Bulan-bulan berikutnya, pencairan dana macet dan komunikasi dengan para admin FX Family terputus.
Warga mulai kelimpungan. Harta benda kadung dijual dan digadaikan, duit tak kembali. Padahal mereka percaya 100% kepada investasi forex itu karena pengelolanya ialah aparat. Polisi adalah orang yang mengerti hukum, dan tentunya mereka bisa dipercaya.
Nyatanya, belakangan warga sadar mereka tertipu. Sudah terlambat. Ada sekampung di Pohuwato yang langsung gempar karena 200 lebih kepala keluarga di sana menjadi korban.
Namun, 200 korban di satu kampung itu belum semua. Konon jumlah korban mencapai 2.000-an orang, bahkan member FX Family disebut mencapai 20.000 orang. Bukan hanya di Kabupaten Pohuwato, tapi sampai Kota Gorontalo, bahkan Provinsi Gorontalo.
FX Family adalah satu dari sekian jenis investasi bodong. Aipda Ariyanto Yusuf, sang pemilik bisnis yang dipercaya masyarakat bakal amanah mengelola dana mereka, kini dipecat Polri dan mendekam di balik jeruji besi. Atasannya, Kapolsek Paguat Iptu Yunus Miradji, juga dicopot dari jabatannya.
Ariyanto sempat menjadi buron, lalu ditangkap di sebuah vila di Bandung, dan diterbangkan balik ke Gorontalo untuk diperiksa provos. Ternyata ia jarang masuk kerja beberapa bulan terakhir karena sibuk mengurusi bisnis bodongnya.
Desa Karangetang di Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Sebanyak 95% warga desa ini tertipu investasi FX Family. Foto: kumparan
Sekarang para korban hanya bisa gigit jari, sambil harap-harap cemas uang mereka bisa kembali. Paling apes adalah mereka yang menaruh duit di FX Family dari pinjaman bank. Sudah merugi, kini harus melunasi pula cicilan ke bank.
Vito dan Reti, contohnya. Vito kini harus mencicil Rp 1,52 juta per bulan selama tiga tahun, sedangkan Reti bahkan mesti menyetor Rp 9 juta per bulan ke bank! Tanpa jaminan duit mereka kembali. Benar-benar pahit.
Kesialan Vito bermula ketika dia menemui seorang Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibnas) yang juga anggota Polsek Popayato di Pohuwato, Gorontalo. Bintara itu ialah admin FX Family, dan ia berhasil meyakinkan Vito untuk berinvestasi. Vito pun menjual mobilnya...
Jebakan investasi bodong. Ilustrasi: Shutterstock
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten