Investasi Pabrik Metanol Rp 19 T Mau Masuk Bojonegoro, Bahlil Siapkan Gas

11 Desember 2024 19:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada rencana pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, dengan nilai investasi USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 19 triliun.
ADVERTISEMENT
Pabrik tersebut disiapkan sebagai salah satu proyek hilirisasi sektor minyak dan gas bumi (migas). Metanol disebut bisa menjadi campuran biodiesel, sehingga bisa mendukung program B50 bahkan B60 di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Bahlil menargetkan B40 bisa diimplementasi awal 2025, kemudian naik menjadi B50 di tahun 2026. Untuk menyukseskan program tersebut, dia menghitung dibutuhkan pasokan metanol sekitar 2-2,3 juta ton.
"Waktu itu saya sudah meminta kepada SKK Migas, nanti ditindaklanjuti itu ada investasi sekitar USD 1,2 miliar kita harus bangun hilirisasi metanol di Bojonegoro," ungkapnya saat Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024, Rabu (11/12).
Bahlil pun menjamin pasokan gas untuk pabrik metanol tersebut sudah aman, sebesar 90 MMBtu. Dia mengeklaim, rencana ini tidak kunjung rampung karena tidak sinkronnya koordinasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi.
ADVERTISEMENT
"Kemudian gasnya sudah kami siapkan, 90 mm. Ini kenapa dulu tidak jadi-jadi karena Kementerian Investasi jalan kiri, ESDM jalan kanan. Akhirnya ketemu di tikungan adanya adu argumen, omon-omon terus enggak selesai itu barang," tegasnya.
Ilustrasi pipa gas PGN. Foto: Dok. PGN
"Saya pengin barang ini harus bergandengan untuk menyukseskan dalam rangka kedaulatan energi nasional," tandas Bahlil.
Berdasarkan catatan kumparan, Indonesia sudah mencanangkan pembangunan pabrik metanol di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Pabrik metanol dan amonia tersebut masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), dengan investasi dari Jepang senilai USD 5 miliar (sekitar Rp 75 triliun).
Kemenko Bidang Perekonomian mencatat, produsen metanol di Indonesia baru ada satu perusahaan saja, yaitu Kaltim Methanol Industri (KMI) di Bontang, Kalimantan Timur, yang merupakan milik Sojitz Corporation, perusahan Jepang. KMI saat ini bisa memproduksi sekitar 660.000 metrik ton per tahun.
ADVERTISEMENT