Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Investor Bantah Startup Bakar Uang: Jalan Menuju Untung Beda-beda
9 Mei 2023 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perusahaan modal ventura , East Ventures, membantah strategi startup menguasai pasar dengan cara membakar uang. Sebanyak 60 persen dari portofolio East Ventures di tahap pertumbuhan (growth stages) mencatatkan EBITDA positif atau EBITDA negatif namun margin berada di satu digit.
ADVERTISEMENT
EBITDA adalah laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari operasi bisnis saja, sehingga sebelum efek utang.
Co-Founder dan Managing Partners East Ventures, Willson Cuaca, mengatakan bisnis yang berjalan harus fokus untuk mencari untung. Bisnis rintisan baru biasanya memiliki model usaha tersendiri.
“Ada berita startup bakar-bakar uang terus, sebenarnya enggak seperti itu. Yang jelas semua bisnis have to make profit, tapi jalan menuju profitability itu berbeda-beda,” kata Willson dalam Halal BiHalal di Neighbourhood Senopati, Selasa (9/5).
Willson menyatakan, saat perusahaan mencatatkan pendapatan, kadang-kadang perjalanan bisnis menuju keuntungan sangat mulus. Namun, tidak sedikit perjalanannya berliku-liku menuju keuntungan.
“Pada saat kita mengerti proses dari investasi, proses dari journey satu company menuju profitability. Saya berharap kita bisa mengerti bagaimana menganalisa keadaan ekosistem di Indonesia,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ketika perusahaan menduduki level growth stage, proses menuju keuntungan mulai terlihat. Ada dua hal yang membuat startup akan gagal, yaitu founder tidak mau menerima arahan serta startup melakukan banyak bisnis dalam waktu bersamaan.
Dalam mengeluarkan pendanaan kepada perusahaan, East Ventures selalu melihat sisi pendiri perusahaan (founder) yang memiliki integritas.
“Ada tantangan ekonomi, perusahaan beradaptasi melalui restrukturisasi dan pengetatan keuangan. Itu karena faktor eksternal yang datang, tidak membuat perusahaan less capable,” ujar Willson.