Investor FOMO di Pasar Modal Berkurang, Ini Kata BEI

25 Januari 2024 19:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait ramainya investor pemula yang masuk ke pasar modal lantaran mengikuti tren dan berakhir dengan ketidakseriusan.
ADVERTISEMENT
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyarankan investor pemula yang ingin berkecimpung di dunia pasar modal Indonesia untuk mempelajari bagaimana mekanisme pasar saham bekerja.
Jeffrey menilai fenomena ikut-ikutan atau dikenal dengan istilah fear missing out (FOMO) para pemula masuk ke pasar saham, merupakan fenomena yang tidak baik.
“Tidak ada orang yang sukses di pasar modal dengan ikut-ikutan. Kalau kita membuat daftar investor ataupun trader dunia yang kita anggap sukses, tidak ada yang dari mereka ikut ikutan, mereka semua memutuskan investasi mereka sendiri dengan skill yang mereka miliki,” kata Jeffrey di BEI pada Kamis (25/1).
Menurutnya, hal ini juga berlaku untuk investor yang tertarik untuk menjadi investor saham jangka pendek atau day trader, harus diiringi dengan ilmu yang mumpuni agar dapat bertahan di pasar modal.
ADVERTISEMENT
“Boleh menjadi day trader, pastikan anda punya skill untuk menjadi seorang day trader, skill yang dibutuhkan oleh seorang investor jangka panjang yang sangat memperhatikan fundamental,” imbuh Jeffrey.
Ilustrasi alih kepemilikan saham di perusahaan. Foto: Getty Images
Meskipun, kemampuan untuk menjadi day trader dan investor jangka panjang menurutnya berbeda. Di sisi lain, Jeffrey juga merasa lega dengan berkurangnya jumlah investor yang masuk ke pasar saham karena FOMO.
“Yang namanya FOMO itu, ikut ikutan, kita cukup lega karena belakangan ini menjadi berkurang ya tokoh-tokoh yang bukan dari para investor, bukan dari pasar modal, (mereka) memberikan rekomendasi saham,” terang Jeffrey.
“Mereka mungkin adalah orang sukses, tapi mereka sukses di bidangnya masing-masing, yang sukses sebagai public figur, seleb yang sukses sebagai profesi lain, tapi mereka bukan sukses dari pasar modal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT