Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Bappebti , Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan saat ini jumlah pelanggan 12,4 juta orang di Februari 2022. Padahal hingga akhir 2021, terhitung investor kripto sebanyak 11,2 juta orang.
Sehingga, baru dua bulan berjalan tahun ini, jumlah investor kripto baru bertambah 532.102 orang.
Tak hanya itu, Bappebti juga mencatatkan kenaikan di aset kripto yang meningkat tajam. Seperti di 2022, aset kripto mencapai Rp 859,4 triliun atau melesat 1.222,8 persen dibanding 2020.
"Di 2020, transaksi asetnya baru sebesar Rp 64,9 triliun," ungkap Wisnu saat rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (24/3).
Sementara per dua bulan awal tahun ini jumlah aset kripto telah mencapai Rp 83,8 triliun. Adapun saat ini tercatat, 229 aset kripto yang bisa diperdagangkan di Bappebti dan terus dievaluasi dan mengikuti perkembangan.
ADVERTISEMENT
Kripto Lebih Sederhana Ketimbang Saham
Menurut pengamat sekaligus praktisi investasi Desmond Wira, ada sejumlah faktor yang membuat investor berbondong-bondong beralih ke kripto.
Tren ini terutama dipengaruhi oleh merebaknya pandemi COVID-19. "Kondisi pasar saham yang beberapa tahun lalu bergerak cenderung turun, kalau naik cuma terbatas. Saat bersamaan aset kripto sedang bergerak tajam, ini menyebabkan sebagian investor pasar modal mencoba peruntungan baru," ujar Desmond, Sabtu (26/3).
Sementara di aset kripto, jauh lebih sederhana dari sisi aturan maupun analisisnya. Ini juga dikuatkan dengan perkembangan aset kripto yang cukup pesat. Berbagai koin baru bermunculan, termasuk dengan kehadiran aset non fungible token (NFT).
ADVERTISEMENT
Secara return atau keuntungan yang diterima para investor, lanjut Desmond, juga lebih menggiurkan. Alasan lainnya, gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh publik figur.
"Ini menjadi magnet bagi banyak orang untuk mencoba peruntungan di aset kripto. Secara tidak langsung, hype pelaku aset kripto di sosial media juga mendorong masyarakat awam untuk mencoba aset kripto," pungkas Desmond.