Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Investor Lebih Tertarik Bisnis dengan Skema Kemitraan di BUMN karena Ada Jaminan
10 Desember 2024 14:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menyebut saat ini investor lebih suka berbisnis dengan skema kemitraan (partnership) dengan pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Apalagi dengan adanya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, skema ini bisa menjadi daya tarik.
"Maka Danantara sebenernya menjadi krusial kalau memang itu akan diberlakukan, kenapa? Karena mereka (investor) akan berinvestasi tentunya siapa nih jaminannya," ucap Aviliani di acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, di Jakarta, Selasa (10/12).
Kata Aviliani, investor tak mungkin mengambil APBN sebagai jaminannya. Tetapi, jika terkait BUMN , investor akan bergerak masuk ke Indonesia menanamkan modalnya.
"Kalau jaminan APBN kan nggak mungkin, tapi kalau dia jaminannya terkait dengan BUMN atau semacam perusahaan-perusahaan yang memang bisa menampung, itu saya rasa akan lebih menggerakkan investor untuk masuk. Kenapa? Ada jaminan," papar dia.
ADVERTISEMENT
Minta BKPM Tak Tumpang Tindih
Dia juga mengatakan, Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) harus memastikan kebijakan terkait perizinan para investor supaya tak terjadi tumpang tindih karena biasanya mereka ingin berbisnis dalam jangka panjang.
"Jadi masalahnya bukan hanya di BKPM sekadar memberikan izin, tapi investor juga akan melihat apakah ketika mereka berinvestasi itu ada kebijakan lain yang membuat akhirnya investasi ini tidak berkembang," jelasnya.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM bukan hanya sekadar memberikan izin kepada para investor saja, tetapi harus berkoordinasi dengan kementerian lain. Sebab, katanya, investor berorientasi jangka panjang, jika jangka pendeknya tak jelas soal tumpang tindih perizinan maka bakal menimbulkan kerugian.
"Karena kalau kita lihat di Indonesia sendiri, pemerintah daerah juga seringkali tercampur dalam kebijakan. Ini yang membuat juga akhirnya investor itu menilai kembali masalah kita," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga memikirkan bagaimana cara meningkatkan investasi dengan hilirisasi seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, dan sejauh mana prioritas sektor yang diinginkan untuk hilirisasi.
"Tapi sejauh mana memang investasi hilirisasi itu kita punya beberapa sektor aja deh, nggak usah terlalu banyak. Karena kalau kita lihat di kementerian-kementerian itu terlalu banyak sektor yang diinginkan untuk hilirisasi," imbuh Aviliani.