Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Investor Masih Cerna Asumsi Makro RAPBN 2025, IHSG Berpotensi Konsolidasi
19 September 2024 7:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) berpotensi akan konsolidasi pada perdagangan Kamis (19/9). Sebelumnya pada Rabu (18/9), IHSG ditutup melemah 0,3 persen pada level 7,829.
ADVERTISEMENT
Secara teknikal, Analis Phintraco Sekuritas menyebut IHSG masih ada dalam kondisi overbought Stochastic RSI yang memvalidasi kecenderungan konsolidasi MACD.
“Pergerakan tersebut diperkirakan berlanjut,” tulis Phintraco Sekuritas pada Kamis (19/9).
Dari dalam negeri, pasar masih mencerna asumsi makro pada RAPBN 2025. Pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2025 diperkirakan mencapai 5,2 persen per tahun dengan tingkat inflasi terkendali di 2,5 persen. Selain itu, SBN 10 tahun masih cukup tinggi di level 7 persen dan nilai tukar Rupiah diasumsikan pada level Rp 16.000 per USD.
Bank Indonesia (BI) juga memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 6 persen pada RDG 17-18 September 2024.
“Kondisi ini mengindikasikan pandangan konservatif terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter di tahun 2025.,” lanjut Phintraco Sekuritas.
ADVERTISEMENT
Dari eksternal, the Fed dijadwalkan mengumumkan hasil FOMC dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Adapun beberapa saham yang dapat diperhatikan menurut Phintraco Sekuritas di antaranya adalah BSDE, CTRA, BTPS, ASII dan BNGA.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas menyebut jika IHSG mampu menembus level 7,858 maka target penguatan IHSG berikutnya akan menguji 7,904-7,958.
“Namun demikian, tetap waspadai akan adanya perubahan trend, dimana IHSG rawan terkoreksi untuk menguji 7,654-7,736 sebagai area koreksi terdekatnya sekaligus menguji area supportnya,” tulis MNC Sekuritas.
Adapun beberapa saham yang dapat diperhatikan menurut MNC Sekuritas di antaranya adalah ACES, AVIA, BBNI dan MDKA.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
ADVERTISEMENT