Investor Mesti Cermat Pilih Saham Sesuai Fundamental Emiten

11 Februari 2022 22:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas Investasi eps. 11 membahas analisis fundamental saham. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelas Investasi eps. 11 membahas analisis fundamental saham. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum melakukan investasi saham, investor perlu cermat melihat bagaimana prospek bisnis sebuah perusahaan atau emiten. Hal tersebut bisa dilihat dari fundamental bisnis perusahaan.
ADVERTISEMENT
Ada banyak faktor juga yang perlu diperhatikan. Profesional Trader and Trading Coach, Michael Yeoh, mengatakan bahwa laporan keuangan emiten, seperti laba, pendapatan, hingga aset bisa menjadi acuan awal bagi para investor untuk menaruh dana di saham tersebut.
Kendati demikian, saat ini banyak emiten yang memoles laporan keuangan agar terlihat bagus. Tujuannya, tak lain agar saham mereka banyak diminati investor.
“Memang kita tidak bisa serta merta percaya dengan laporan keuangan," ujar Michael pada acara Kelas Investasi kumparan, Jumat (11/2).
Dia melanjutkan, investor perlu mencermati lebih lanjut laporan keuangan tersebut. Misalnya earning per share (EPS). EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa di samping PER (Price Earning Ratio) dalam lingkaran keuangan.
ADVERTISEMENT
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar.
Namun demikian, EPS juga masih harus dicermati lebih lanjut. Menurutnya, EPS yang tercatat di perusahaan adalah data yang sudah lewat. Sementara apa yang perlu dianalisa investor adalah potensi perusahaan ke depan.
“Karena terkadang earning per share perusahaan itu kita bicara masa lalu, sementara investor itu by masa depan. Jadi yang perlu kita analisa adalah potensi perusahaan ke depan seperti apa,” ujarnya.
Terakhir, Michael menekankan agar investor harus mencermati lebih lanjut emiten yang akan dituju. Mulai dari sektornya, prospek bisnis, hingga kondisi perusahaan saat pandemi seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Ia pun menegaskan, jika investor membeli saham emiten yang memiliki kinerja baik, jangan langsung mengharapkan keuntungan yang sangat tinggi.
“Jadi bukan berarti fundamental bagus kamu beli langsung terbang, karena di bursa itu ada yang namanya rotasi, ada yang namanya cyclical moment, jadi ada momen-momen di mana suatu saham sektornya manggung, ada momen-momen di mana sektornya terkoreksi,” jelasnya.