Investor Pasar Modal RI Tembus 13 Juta, Literasi Keuangan Masih Jadi Tantangan

1 Agustus 2024 13:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah investor di pasar modal terus mengalami kenaikan. Namun, literasi keuangan, utamanya di sektor pasar modal, masih minim.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2024, total investor di pasar modal telah tembus 13 juta investor atau tepatnya 13,07 juta investor, dengan rata-rata penyelesaian transaksi harian sebesar Rp 12,3 triliun.
Selanjutnya, rata-rata pertumbuhan investor tercatat sebesar 38,7 persen per tahun sejak tahun 2020, hingga dominasi individu lokal sebesar 99 persen dari total investor.
Sementara itu, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2023, menunjukkan tingkat inklusi keuangan di pasar modal mencapai 5,19 persen pada tahun ini, meningkat dibandingkan posisi pada 2019 sebesar 1,55 persen.
Kendati demikian, tingkat literasi pasar modal tercatat mengalami penyusutan dari 4,97 persen pada 2019 menjadi 4,11 persen pada 2022. Tingkat literasi tahun ini juga lebih rendah dibanding tahun 2016 sebesar 4,4 persen persen.
ADVERTISEMENT
Founder & CEO PT Moduit Digital Indonesia (Moduit), Jeffry Lomanto, mengatakan, antusiasme para investor baru ini masih perlu didukung lebih lanjut oleh penguatan ekosistem pasar modal. Tantangan yang dihadapi termasuk literasi dan pemahaman investor yang belum mendalam, adanya oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab, serta infrastruktur pasar modal yang belum optimal.
“Hal ini dibuktikan dengan kasus yang baru-baru ini terjadi, yaitu masyarakat dihebohkan oleh oknum influencers yang gagal mengelola dana investor hingga Rp 71 miliar dan kasus-kasus sejenis yang pernah terjadi sebelumnya,” kata Jeffry dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8).
Dia mengatakan, Moduit juga baru meluncurkan fitur Mosaic (Moduit Stock Advisory Service), layanan untuk berinvestasi saham bagi masyarakat. Moduit merupakan platform Penasihat Investasi yang telah berlisensi OJK.
ADVERTISEMENT
Jeffry menuturkan, Mosaic menyediakan fitur investasi saham yang terintegrasi, menggabungkan keahlian penasihat investasi berlisensi dengan layanan sekuritas dari PT Maybank Sekuritas Indonesia (Maybank Sekuritas).
Pelunduran fitur Mosaic (Moduit Stock Advisory Service). Foto: Moduit
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, investor perlu memahami sejumlah tantangan di pasar modal. Menurutnya, tantangan tidak hanya berdampak negatif bagi salah satu pihak saja, namun dihadapi bersama oleh seluruh pelaku industri.
"Untuk itu, diperlukan upaya lebih serta dukungan dari seluruh pelaku industri agar dapat meningkatkan kinerja ekosistem pasar modal," jelas Jeffrey.
Kurangnya Pemahaman Investor
Indonesia Value Investor & Edukator, Rivan Kurniawan, menilai persoalan investasi tak lepas dari keterbatasannya pemahaman investor, sehingga akhirnya mereka mempercayakan dananya kepada oknum yang tidak berlisensi resmi dari OJK.
ADVERTISEMENT
Rivan mengatakan, investor umumnya tidak memiliki cukup waktu, akses informasi dan pengetahuan mendalam karena tuntutan aktivitas sehari-hari yang sudah padat, sehingga memutuskan untuk menitipkan dana kepada oknum yang tidak mempunyai lisensi resmi dari OJK.
"Penting untuk mengetahui track record dari sang ahli tersebut, seperti background lisensi, pengalaman dan kredibilitasnya. Pihak OJK telah memberikan wadah regulasi yang mengatur bahwa syarat untuk bisa memberikan strategi atau rekomendasi investasi adalah harus mempunyai lisensi penasihat investasi," kata Rivan.