news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Investor Tunggu Kebijakan The Fed-Dampak Perang Tarif, Wall Street Melemah

19 Maret 2025 5:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks utama saham AS (Wall Street) anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (18/3), mengakhiri kenaikan dua sesi berturut-turut. Hal ini karena investor bersikap hati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve atau The Fed. Selain itu investor juga menaksir dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), turun 260,32 poin, atau 0,62 persen menjadi 41.581,31, S&P 500 (.SPX) turun 60,46 poin, atau 1,07 persen menjadi 5.614,66 dan Nasdaq Composite (.IXIC), kehilangan 304,55 poin atau 1,71 persen menjadi 17.504,12.
The Fed akan merilis pernyataan kebijakan terbarunya hari ini, Rabu (19/3), dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, bersama dengan ringkasan proyeksi ekonomi (SEP) terbarunya.
Pasar saat ini memperkirakan the Fed akan diperkirakan memotong suku bunga sekitar 60 basis poin (bps) tahun ini, meskipun beberapa pejabat bank sentral AS telah memperingatkan agar Fed tidak bergerak terlalu cepat dalam menentukan suku bunga. Pejabat menyarankan the Fed menunggu untuk melihat dampak tarif pada data ekonomi sebelum membuat perubahan kebijakan apa pun.
ADVERTISEMENT
Di tengah meningkatnya biaya barang-barang konsumen, harga impor yang naik secara tidak terduga pada bulan Februari menambah kekhawatiran inflasi.
Saham baru-baru ini menunjukkan beberapa tanda stabilisasi setelah beberapa minggu penurunan yang menyebabkan S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 10 persen dari titik tertinggi terbarunya, yang juga dikenal sebagai wilayah koreksi.
Saham unggulan Dow berjarak sedikit lebih dari 2 persen lagi untuk mencapai level koreksi.
Saham pertumbuhan merupakan salah satu yang paling terpukul, dengan indeks pertumbuhan S&P 500 (.IGX), sebanyak 2,2 persen selama sesi. Layanan komunikasi (.SPLRCL), turun 2,14 persen merupakan sektor dengan kinerja terburuk dari 11 sektor utama S&P.
Berdasarkan informasi dari White House, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk mengupayakan gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap target energi dan infrastruktur di Ukraina. Sementara pembicaraan yang bertujuan untuk memajukan rencana perdamaian yang lebih luas akan dimulai segera.
ADVERTISEMENT
Alfabet (GOOGL.O), turun 2,2 persen setelah mengatakan akan membeli Wiz dengan harga sekitar USD 32 miliar dalam kesepakatan terbesarnya. Sebab induk Google itu menggandakan fokus pada keamanan siber.
Nvidia (NVDA.O), anjlok 3,35 persen. CEO Jensen Huang mengatakan produsen chip tersebut berada dalam posisi yang tepat untuk menavigasi pergeseran dalam industri Intelligence Artificial (AI), saat bisnis beralih dari pelatihan model AI ke perolehan jawaban terperinci dari model tersebut.
Tesla (TSLA.O), anjlok 5,34 persen setelah perusahaan pialang RBC memangkas target harga saham produsen kendaraan listrik itu menjadi USD 120 dari USD 320. Alasannya berkurangnya ekspektasi terhadap harga kendaraan self-driving dan pangsa pasar robotaxi. Sahamnya kini turun hampir 45 persen dalam setahun.
Mencerminkan nada defensif, investor beralih ke aset safe haven, dengan emas diperdagangkan pada rekor tertinggi, setelah melewati USD 3.000 per ons untuk pertama kalinya minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Volume di bursa AS adalah 13,40 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 16,41 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.