Investor Usia 18-25 Tahun Dominasi Perdagangan Pasar Saham Selama Pandemi

6 Juli 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Perdagangan pasar saham Indonesia didominasi anak-anak muda, usia 18-25 tahun selama pandemi menghantam Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per Mei 2021, total investor di usia tersebut mencapai 846.187 SID atau 36 persen dari total investor yang ada dari segi umur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dipaparkan Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, jumlah tersebut meningkat 1.127 persen jika dibandingkan lima tahun lalu. Di 2016, tercatat investor saham usia di bawah 25 tahun hanya 68.911 SID.
"Angka pertumbuhan tertinggi dari investor generasi Z usia di bawah 25 tahun," katanya dalam webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021, Selasa (6/7).
Tidak hanya tertinggi secara total dalam lima tahun terakhir, investor usia muda ini juga yang tertinggi selama tahun ini. Tercatat ada 327.931 SID atau 48 persen dari total investor baru hingga Mei 2021.
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Urutan kedua, adalah investor usia 31-40 tahun dengan total 511.088 SID, disusul investor usia 26-30 tahun sebanyak 460.154 SID. Jika digabung, total investor muda di pasar saham untuk rentang usia 18 hingga 40 tahun mencapai 1,81 juta SID atau 77,9 persen dari total investor saham.
ADVERTISEMENT
Sementara total investor usia 41-100 tahun tercatat ada 515.918 SID. Namun, jumlah investor barunya hanya bertambah 69.553 hingga Mei 2021.
Secara persentase demografi usia investor per Mei 2021 yang tercatat di KSEI, usia 18-25 tahun menguasai ada 36 persen yang merupakan tertinggi. Lalu usia 41-100 tahun sebanyak 23 persen, usia 31-40 tahun sebanyak 22 persen, dan usia 26-30 tahun sebanyak 19 persen.
"Melihat geliat anak-anak muda di pasar saham, mudah-mudahan ini menjadi penunjang tingkat ketahanan pasar kita saat ada gejolak dan krisis," ujarnya.