IPOC 2022, GAPKI Usung Tema Tantangan Minyak Nabati di Tengah Konflik Geopolitik

12 Oktober 2022 16:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perkebunan sawit di Malaysia. Foto: ashadhodhomei/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkebunan sawit di Malaysia. Foto: ashadhodhomei/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) tahun ini kembali menggelar konferensi sawit 18th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2023 Price Outlook.
ADVERTISEMENT
Konferensi yang akan digelar pada 2-4 November 2022 di Bali International Convention Center, Westin Resort, Nusadua Bali ini mengusung tema "New Landscape in World Vegetable Oil: Opportunities and Challenges for Palm Oil Industries".
"Pada penyelenggaraan acara tahunan GAPKI, Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) akan membahas situasi geopolitik dan ekonomi global terkini. Selain itu IPOC juga secara khusus memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini juga menganalisis tren harga minyak sawit ke depan," tulis GAPKI dikutip dari siaran pers, Rabu (12/10).
GAPKI mencatat, sepanjang tahun ini industri sawit Indonesia mengalami dinamika pasang surut. Meningkatnya harga dan kelangkaan minyak goreng di awal tahun juga sempat terjadi di Indonesia. Ditambah lagi dengan adanya perang Russia dan Ukraina memberikan gelombang besar pada perdagangan minyak bumi dan minyak nabati dunia.
ADVERTISEMENT
Kondisi minyak nabati global juga terimbas dari adanya pelarangan ekspor minyak sawit sementara oleh pemerintah Indonesia, serta tren harga minyak sawit melambung tinggi tetapi tidak dapat dinikmati oleh industri minyak sawit Indonesia sebagai dampak dari pelarangan ekspor sementara itu.
Berdasarkan data Oil World, pada tahun 2021, Indonesia menyuplai lebih dari 29,7 juta ton minyak sawit ke pasar global, setara dengan 55 persen dari total permintaan minyak sawit global yaitu 53,5 juta ton.
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: diegodmartins/Getty Images
"Dengan situasi geopolitik dunia yang dinamis sebagai dampak perang Rusia dan Ukraina, pasokan minyak nabati dan minyak dunia menjadi terganggu terutama karena kedua negara tersebut merupakan penghasil minyak bunga matahari dunia terbesar yang menyuplai lebih dari 60 persen pasokan minyak bunga matahari di pasar global," tulis GAPKI.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi sawit ini, sejumlah menteri dijadwalkan untuk menjadi pembicara. Mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, hingga Menteri BUMN Erick Thohir.
"Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli minyak nabati senior dunia untuk menguak tren harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International) dan Thomas Mielke (Oilworld)," pungkasnya.
IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir.