Istana Buka Suara Ekonomi RI Melambat dan Belanja Pemerintah Turun

9 Mei 2025 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Gedung bertingkat di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Gedung bertingkat di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pihak Istana akhirnya buka suara mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat pada kuartal I 2025.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen atau turun dibanding periode kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen.
Secara kuartalan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melambat 0,98 persen dibanding periode kuartal IV 2024.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi melihat perlambatan ekonomi ini tidak hanya dari satu sisi pandangan saja.
Pasalnya pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor tertentu, menurut Prasetyo.
Selain penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat penurunan belanja pemerintah yang mencapai 0,38 persen.
Menurut Prasetyo belanja pemerintah memang bagian dari salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, pada awal tahun umumnya realisasi belanja memang belum maksimal.
ADVERTISEMENT
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjawab pertanyaan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
“Kalau di awal kuartal pertama triwulan pertama, pasti belum mencapai puncaknya,” kata Prasetyo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (9/5).
Ia menekankan bahwa kondisi ekonomi harus dilihat secara menyeluruh, termasuk efisiensi anggaran yang justru sebenarnya diarahkan ke kegiatan lebih produktif.
Prasetyo pun mencontohkan sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 10 persen.
“Bidang-bidang yang lain juga tumbuh positif jauh melebihi tahun-tahun sebelumnya. Jadi kira-kira memandang sesuatunya harus secara utuh,” tambah Prasetyo.
Kondisi global juga turut menjadi pertimbangan, terutama ketegangan geopolitik dan kebijakan negara-negara besar yang memengaruhi ekonomi dunia, seperti naik turunnya harga emas.
Menurutnya, dinamika global ini tentu berdampak pada perekonomian Indonesia, meski tidak terjadi secara langsung di dalam negeri. Oleh karena itu, Prasetyo mengajak seluruh pihak untuk bersatu menjaga ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
“Yang Bapak Presiden selalu tekankan adalah seluruh pihak di dalam negara harus memahami itu dan kemudian menyadari untuk kita harus bersatu padu. apalagi terutama masalah ekonomi, tidak bisa berdiri sendiri.” kata dia.