Isu yang Dibahas Sri Mulyani di G20: Pencegahan Pandemi hingga Krisis Energi

31 Oktober 2021 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan berbagai isu yang dibahas dalam pertemuan G20 di Italia. Ia mengatakan, penanganan pandemi COVID-19 menjadi persoalan yang banyak dibahas di pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Apalagi, pandemi COVID-19 tidak hanya menyerang sisi kesehatan saja, tetapi membawa dampak juga ke perekonomian dunia. Sehingga dari sisi pencegahan hingga pengaturan protokol kesehatan antar negara sudah dibicarakan khususnya oleh Menkeu dan Menkes dari negara G20.
“Nah oleh karena itu karena COVID ini ancaman nyata terhadap perekonomian dunia maka di dalam pembahasan kemarin antara Menkeu dengan Menkes disepakati untuk membangun sebuah mekanisme yang disebut pencegahan pandemi,” kata Sri Mulyani melalui keterangan secara virtual di Youtube Sekretariat Presiden saat mengikuti pertemuan G20, Minggu (31/10).
Pendanaan penanganan pandemi COVID-19 juga menjadi bahasan. Langkah itu diikuti dengan disepakati akan ada pembentukan Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan (the G20 Joint Finance-Health Task Force) untuk menangani masalah yang berkaitan dengan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
Menkeu Sri Mulyani saat menghadiri Presidensi G20 Italia. Foto: Kemenkeu RI
Menggencarkan vaksinasi juga menjadi langkah yang harus dilakukan. Sri Mulyani mengungkapkan di pertemuan G20, ada komitmen membuat 70 persen penduduk dunia sudah divaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Yang kedua kita akan membahas mengenai masalah climate change yang akan disampaikan Bapak Presiden, dan sustainable financing,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani membeberkan isu yang juga menjadi sorotan adalah ancaman terjadinya inflasi akibat krisis energi. Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi di negara-negara yang pemulihan ekonominya cepat, tetapi kekurangan pasokan energi.
“Kenaikan energi yang begitu sangat cepat karena investasi di bidang energi terutama di non renewable itu sudah merosot tajam dihadapkan pada permintaan terhadap energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi dan sekarang mendekati masuk winter,” ujar Sri Mulyani.
“Sehingga ini mendorong inflasi yang tinggi di berbagai negara. Ini menjadi ancaman pemulihan ekonomi global. Indonesia juga tetap perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya rembesan hal tersebut,” tambahnya.
Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi Menlu RI Retno Marsudi dan Menkeu RI Sri Mulyani di KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Sri Mulyani menjelaskan perkembangan ekonomi digital juga menjadi isu yang dibahas. Ia mengatakan dalam agenda summit G20 juga dibahas terutama mengenai kebijakan sektor keuangan dan bank sentral.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menuturkan ada 6 agenda prioritas terkait keuangan dan bank sentral. Pertama, pembahasan mengenai exit strategy pemulihan perekonomian.
“Bagaimana pemulihan ekonomi kemudian akan mendrive bagaimana negara-negara yang melakukan kebijakan extraordinary baik di fiskal dan moneternya secara bertahap mulai melakukan exit strategy, tanpa membuat pemulihan ekonominya terganggu,” tutur Sri Mulyani.
Kedua, penanganan pandemi juga masuk di kebijakan keuangan. Ketiga, sistem pembayaran di era digital. Keempat, keuangan berkelanjutan. Kelima, inklusi keuangan.
“Dan yang keenam ini yang penting tadi disebutkan oleh beberapa kepala negara mengenai perpajakan internasional,” tutur Sri Mulyani.