Jadi Ketua Satgas, Bahlil Bakal Kelola 2 Juta Hektare Lahan Tebu di Merauke

29 April 2024 19:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Investasi/Kepala BKP, Bahlil Lahadalia, buka suara terkait Presiden Jokowi menunjuknya sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) percepatan swasembada gula dan bioetanol.
ADVERTISEMENT
Bahlil menjelaskan, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024, penugasan Satgas itu berupa percepatan swasembada gula termasuk untuk program bioetanol serta pembangkit listrik biomassa.
"Kita ini negara luas wilayahnya salah satu yang terbesar di dunia, tapi kita ini harga gula naik, impor terus, kerjaannya impor terus," tegasnya saat konferensi pers realisasi investasi kuartal I 2024, Senin (29/4).
Menurutnya, Indonesia tidak bisa lagi mengelola kebun secara konvensional yang sudah dilakukan sejak zaman kolonial. Pasalnya, jika hanya mengandalkan tenaga manusia, Indonesia akan kalah karena biaya produksi selalu mahal.
Tidak hanya itu, Bahlil bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah mengidentifikasi lahan di Merauke, Provinsi Papua, seluas 2 juta hektare.
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat tiba untuk meresmikan RS PPN Panglima Besar Soedirman, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Untuk alokasi tebu saja, setelah ini tim saya baru pulang dari Merauke, dengan kehutanan itu mengidentifikasi sekitar 2 juta hektare (lahan)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Alokasi lahan tersebut, lanjut dia, akan dibagi kepada dua pengelolaan. Bagian pertama akan dikelola murni oleh swasta karena pengembangannya akan lebih cepat tanpa bantuan infrastruktur pemerintah.
Bagian kedua, kata Bahlil, akan dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan dikelola oleh BUMN. Untuk bagian ini, dia juga membuka kemungkinan dicampurkan dengan swasta.
"Kenapa ini kita lakukan, dalam rangka percepatan swasembada gula. Masa kita punya tanah, kita masih kondisinya dipermainkan harga. Harga gula sekarang lagi naik, pagi ini saya sudah WA dengan Kemendagri harga gula lagi naik," tegas Bahlil.
Ilustrasi kebun tebu. Foto: Shutterstock
Untuk kebutuhan 2 juta hektare lahan tebu itu, Bahlil menyebut pemerintah sudah memesan sekitar 2 juta bibit gula tebu dari Australia. Menurutnya, bibit ini sudah cocok dengan kondisi tanah di Merakue.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita lagi dorong dan ini investasi dalam negeri semuanya, dan ktia berikan kesempatan seluasnya kepada semua pengusaha yang mau melakukan investasi di bidang perkebunan tebu sekaligus dengan industrinya," tutur Bahlil.
Dalam Keppres tersebut, tugas satgas di antaranya adalah memfasilitasi ketersediaan lahan yang sesuai dengan komoditas tebu, mengkoordinasikan penyelesaian administrasi pertanahan, hingga memfasilitasi pemberian fasilitas investasi kepada pelaku usaha.
Pada pasal 5 dijabarkan susunan Satgas di mana Satgas ini diketuai oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Investasi/BKPM), dengan Wakil Ketua adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan.
Kemudian, jajaran anggota Satgas ini meliputi Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri badan Usaha Milik Negara, dan Kepala Badan Karantina Indonesia.
ADVERTISEMENT