Jadi Langganan, Bangladesh Order Gerbong Kereta Lagi dari RI

28 Oktober 2023 18:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' kedalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Suasana proses pemuatan gerbong kereta tipe 'Broad Gauge' kedalam lumbung kapal untuk dikirim ke Bangladesh, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia mendapat pesanan gerbong kereta dari negara Bangladesh. Permintaan itu ketika Erick mendampingi Presiden Jokowi menghadiri KTT Belt and Road Initiative Forum di China (16/10) lalu.
ADVERTISEMENT
"Salah satu pertemuan kemarin pada saat Belt and Road di China ketika saya mendampingi Bapak Presiden, itu bersama pertemuan dengan negara Bangladesh, itu salah satunya mereka memerlukan juga gerbong-gerbong kereta api yang dibuat di Indonesia," kata Erick saat ditemui di TMII Jakarta, Sabtu (28/10).
Erick mengatakan, Indonesia kini tengah menuju menjadi negara dengan kekuatan industri kereta api. Dalam prosesnya, menurut dia wajar bila masih menemui kendala-kendala seperti gangguan kereta LRT Jabodebek saat ini.
Selain itu, menurutnya Indonesia perlu berkolaborasi dengan negara-negara yang sudah maju seperti Jepang dan China.
Suasana saat umat muslim menaiki kereta untuk kembali ke rumah mereka setelah menghadiri sholat terakhir Bishwa Ijtema di Tongi, pinggiran Dhaka, Bangladesh, Minggu (15/1/2023). Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
"Nah artinya apa? Tentu proses pembelajaran ini juga bisa menciptakan kita menjadi negara industri kuat di kereta api. Nah karena itu sekarang kita dorong ada 2 ekosistem, satu ekosistem yang selama ini kita bekerja sama dengan Jepang, kereta api biasa. Lalu juga ada ekosistem kereta cepat dengan China," kata Erick.
ADVERTISEMENT
Dengan kolaborasi itu, Erick berharap Indonesia bisa mandiri dan ke depan tidak lagi bergantung pada China maupun Jepang.
"Tetapi ujungnya kita dapat apa? Yaitu kita harus bisa bikin kereta api itu sendiri ke depan. Nah ini yang kita dorong secara bersama," kata Erick.

Langganan Bangladesh

Permintaan Bangladesh terhadap gerbong kereta buatan Indonesia ini bukan pertama kalinya. Tahun 2020, Kementerian BUMN menerima lawatan dari pemerintah Bangladesh untuk memesan 1.050 gerbong kereta.
Dari pemberitaan kumparan sebelumnya, Bangladesh rutin mengimpor kereta api buatan PT INKA (Persero) sejak 15 tahun lalu dengan nilai investasi mencapai USD 181,6 juta.
Gerbong kereta produksi INKA yang diekspor ke Bangladesh. Foto: Dok. Kementerian BUMN
Tak hanya INKA, proyek ekspor gerbong kereta api ini juga melibatkan PT LEN Industri (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Kedua perusahaan membantu urusan infrastruktur operator dan persinyalan.
ADVERTISEMENT
Gerbong kereta api yang diekspor INKA ke Bangladesh salah satunya digunakan untuk melayani rute terpanjang di negara tersebut. Pada 25 Mei 2019 silam, Bangladesh kembali meluncurkan kereta api baru yang diberi nama Panchagarh Express pada 25.
Panchagarh Express melayani jalur kereta api terpanjang di Bangladesh yaitu menghubungkan Ibu Kota Dhaka dengan Kota Panchagarh di ujung barat laut sepanjang 593 km yang ditempuh selama sekitar 7 jam.
Yang menjadi spesial adalah Kereta Panchagarh Express menggunakan gerbong kereta buatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA yang berbasis di Madiun, Jawa Timur.
Terhitung sudah 3 kali Indonesia mengekspor gerbong kereta ke Bangladesh, yakni pada 2006, 2016, dan 2019. Tahun 2020, Indonesia kembali mengekspor 1.050 gerbong baru ke Bangladesh.
ADVERTISEMENT
"Ini kontrak ketiga yang terbesar, 250 kereta penumpang dan ini melalui proses lelang terbuka. Alhamdulillah ini kita menangkan proses lelang. Jadi ada satu perusahaan dari India dan dua perusahaan dari China ( menjadi pesaing). Kita menang," kata Direktur Utama PT INKA (Persero) saat itu, Budi Noviantoro, dikutip dari pemberitaan kumparan Februari 2020.