Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Meski namanya LRT Jabodebek, moda transportasi yang akan beroperasi pada Agustus 2023 ini terancam tidak melayani rute hingga Bogor. Wali Kota Bogor Bima Arya pun membeberkan alasannya.
ADVERTISEMENT
Bima menjelaskan, pada awal perencanaan LRT akan masuk ke Kota Bogor. Namun, pembangunan stasiun LRT di wilayah tersebut masih ditunda hingga saat ini.
“Tertundanya kan bukan karena wali kota, dari pusatnya tertunda. Kita inginnya dari tahun lalu bahkan sampai Bogor, itu kita udah siap,” ujar Bima Arya saat ditemui usai Main Event Sewindu PSN di Hotel Grand Sheraton, Jakarta, Kamis (27/7).
Dia mengungkapkan beberapa kendala pembangunan stasiun LRT di Bogor yaitu masalah pembiayaan dan pembebasan lahan. Sementara menunggu LRT masuk, Pemerintah Kota Bogor akan menyediakan layanan feeder LRT, yaitu Biskita Trans Pakuan.
Biskita Trans Pakuan adalah bus yang disubsidi dengan sistem buy the service (BTS) di Kota Bogor oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BTS) Kementerian Perhubungan. Bus ini akan melayani rute hingga Stasiun LRT Harjamukti. Sampai moda tersebut siap, masyarakat Bogor masih bisa memanfaatkan Bus Trans Pakuan.
ADVERTISEMENT
“Makanya kita buat konversi angkot jadi bus, makanya kita desain trem ini dalam rangka menyambut LRT. Kalau 45 menit dari Baranangsiang dan Dukuh Atas, berarti kita harus siap untuk bangun sarana TOD-nya (Transit Oriented Development),” tuturnya.
Imbas dari persiapan LRT di Bogor ini, termasuk stasiun dan kesiapan moda transportasi, Bima menyebutkan angkot akan bergeser dari lokasi rencana pembangunan stasiun tersebut.
“Desember ini angkotnya enggak ada lagi (dari lingkar). (Anggaran) di atas Rp 10 triliun, yang Bogor menunggu, mendorong pemerintah pusat,” tuturnya.
Pemerintah Kaji Perluas LRT Jabodebek
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah melakukan studi kelayakan terkait rencana perluasan LRT Jabodebek hingga Bogor.
"Kita memang lagi melakukan studi berkaitan dengan itu. Pak Presiden instruksikan ini harus sampai Bogor. Bahkan yang Bekasi harus sampai Karawang. Artinya jumlah penumpang yang diangkut lebih masif dan akan mengurangi kemacetan Jakarta dan polusi," kata Menhub Budi di Stasiun LRT Halim Jakarta, Rabu (28/6).
Budi menuturkan, saat ini belum diputuskan apakah relnya akan dibangun tapak tanah (at grade), atau seperti jembatan layang (elevated). Dua model tersebut akan memakan biaya yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Kita belum tahu apakah dia itu elevated atau at grade. Saya sudah menyampaikan kepada teman-teman kontraktor sedapat mungkin dimanfaatkan at grade, jadi jangan elevated, itu dua kali lipat harganya," pungkasnya.