Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Jaga Kepercayaan Investor, PM Malaysia Juga Tak Akan Balas Tarif Trump
6 April 2025 20:46 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, memastikan Malaysia tidak membalas tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump sebesar 24 persen. Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga iklim perdagangan yang kondusif serta menjaga kepercayaan investor dan eksportir Malaysia.
ADVERTISEMENT
"Malaysia untuk saat ini tidak akan memberlakukan tarif pembalasan sampai semua rincian, masalah, dan parameter ini diselesaikan antara kami dan Amerika Serikat, dan setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan kami di ASEAN," ujar Anwar dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @anwaribrahim_my, Minggu (6/4).
"Oleh karena itu, kami akan terlibat secara konstruktif dengan Amerika Serikat untuk menjaga akses pasar yang vital, menjaga kepercayaan investor, dan mengamankan hasil yang adil bagi eksportir kami," lanjutnya.
Menurut PM Anwar, keputusan sepihak Trump dalam mengenakan tarif resiprokal merupakan ancaman besar bagi sistem perdagangan dan investasi global. Anwar menjelaskan, pengenaan tarif Trump dalam jangka panjang akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi global, apalagi Malaysia sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS di ASEAN. Ia pun menyebut sektor industri Malaysia yang akan terimbas adalah tekstil, furnitur, karet, dan plastik.
ADVERTISEMENT
"Kami menanggapi tarif ini dengan serius karena ini menantang prinsip dasar nondiskriminasi yang mendasari aturan perdagangan global. Lebih jauh, hal itu menyerang jati diri Malaysia, sebagai negara dengan perdagangan yang bebas dan tidak memihak, yang memengaruhi mata pencaharian dan keamanan ekonomi banyak warga Malaysia yang bergantung pada akses yang terbuka dan adil ke pasar internasional," tegasnya.
Saat ini, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri Malaysia masih terus melakukan simulasi dan berkonsultasi dengan para pelaku industri mengenai dampak pengenaan tarif AS. Salah satu dampak buruknya adalah Malaysia harus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
"Jika tarif 24 persen diterapkan dari perspektif ekonomi, proyeksi pertumbuhan PDB 2025 sebesar 4,5 hingga 5,5 persen perlu ditinjau ulang. Namun, untuk saat ini, izinkan saya meyakinkan Anda bahwa pemerintah tidak memperkirakan adanya resesi," jelas Anwar.
"Ekonomi kami tetap tangguh, fondasi ekonomi kami tetap kuat, termasuk belanja rumah tangga yang kuat, investasi domestik yang kuat, penerimaan pariwisata yang sehat, dan implementasi rencana induk nasional yang berkelanjutan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
PM Anwar hingga kini juga melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pemimpin ASEAN. Hal ini demi memastikan kesejahteraan masyarakat dan sektor bisnis di wilayah ini.
"Malaysia, sebagai ketua ASEAN, akan terus mengkoordinasikan upaya untuk menghadirkan front regional yang bersatu, menjaga rantai pasokan yang terbuka dan tangguh, dan memastikan bahwa suara kolektif ASEAN didengar dengan jelas dan tegas di panggung internasional," tambahnya.