Jaga Produksi Tembaga, Freeport Antisipasi Curah Hujan Tinggi di Tembagapura

22 Agustus 2024 19:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, saat peresmian operasi Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok: Tangkapan layar YouTube Freeport Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, saat peresmian operasi Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok: Tangkapan layar YouTube Freeport Indonesia
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyebutkan sudah mengantisipasi fenomena La Nina yang menyebabkan kenaikan curah hujan terhadap operasional pertambangan tembaga.
ADVERTISEMENT
Tony menjelaskan, pada dasarnya wilayah kerja PTFI di Tembagapura memiliki curah hujan yang tinggi sekitar 12.000 milimeter (mm) per tahun, sehingga perusahaan sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
"Jadi memang walaupun tidak ada La Nina, curah hujannya sudah tinggi sekali jadi memang sistem kita mengerjakannya sudah mengakomodir, mengantisipasi curah hujan yang tinggi," jelasnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Kamis (22/8).
Dia mengakui salah satu tantangan PTFI di Tembagapura adalah faktor alam yaitu curah hujan yang sangat tinggi, bahkan salah satu yang tertinggi di dunia.
Meski demikian, Tony tidak berencana melakukan antisipasi rekayasa cuaca di sana, sebab kontur alam di ketinggian 3.000-4.000 meter di atas permukaan laut berbeda dengan daerah lain.
ADVERTISEMENT
"Itu dengan semua sistem aliran sungai dan piping sistem kita," tandas Tony.
Suasana tambang terbuka (open pit) Grasberg Freeport Indonesia di Papua Tengah. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Sebelumnya, PTFI berencana memproduksi konsentrat tembaga 3,7 juta hingga akhir Desember 2024, jika perusahaan mendapatkan perpanjangan relaksasi izin ekspor mulai 1 Juni 2024.
Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi Rapi mengatakan, hingga saat ini perusahaan masih menunggu surat persetujuan ekspor (SPE) terbit.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah karena telah mempertimbangkan memberi perpanjangan izin ekspor untuk periode Juni-Desember 2024. Kami menunggu izin ekspor ini untuk diterbitkan," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Senin (3/6).
Jenpino menuturkan, produksi bijih tembaga harian PTFI sepanjang tahun 2023 mencapai 201 ribu ton per hari, sedangkan rencana produksi tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 173 ribu ton per hari.
ADVERTISEMENT
Rencana produksi tersebut, kata dia, sesuai RKAB 2024 yang diajukan PTFI apabila perusahaan tidak diberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat untuk Juni hingga Desember 2024.
Namun apabila pemerintah memberi perpanjangan izin ekspor, maka produksi PTFI diperkirakan mencapai 211 ribu ton per hari. Perusahaan juga sudah mengajukan revisi RKAB 2024 kepada Kementerian ESDM.
Jenpino menambahkan, jumlah konsentrat tembaga yang dihasilkan PTFI di tahun 2023 mencapai 3,4 juta ton, sedangkan rencana produksi perusahaan di 2024 mencapai 2,8 juta ton apabila tanpa izin ekspor.