Jakarta Ganti Status Bukan DKI Lagi, Bakal Tetap Jadi Pusat Bisnis?

18 September 2023 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jakarta - Pengendara melintas dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (2/1/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jakarta - Pengendara melintas dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (2/1/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Jakarta bakal melepas status ibu kota. Pindahnya ibu kota ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur membuat status Jakarta tak lagi sebagai daerah khusus ibukota (DKI), tetapi berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pemerintah saat ini juga sedang membahas RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan RUU DKJ mengusung konsep Daerah Khusus Jakarta menjadi kota global dan pusat ekonomi terbesar di Indonesia.
Lantas, dengan pindahnya ibu kota, apakah Jakarta masih bisa menjadi pusat bisnis?
Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan pindahnya ibu kota ke Nusantara butuh waktu lama. Ia menilai dalam jangka pendek pindahnya ibu kota tidak akan mengganggu perekonomian di Jakarta.
Namun, dalam jangka panjang bisa saja berdampak ke Jakarta. Sebab, aktivitas rapat atau pertemuan hingga pengadaan barang dan jasa banyak yang dilakukan di Nusantara.
"Kalau pusat bisnis tetap tapi tidak seramai dulu, tergantung kecepatan dari pada bagaimana IKN membenahi dirinya. Kalau IKN cepat membangun hotel, restoran, pusat MICE ya karena pemerintah di sana pindah ya Jakarta akan terasa, tapi ini kan bertahap," tutur Tauhid saat dihubungi, Kamis (14/9).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, mencermati pindahnya ibu kota tidak otomatis membuat Jakarta sepi. Menurutnya, pusat bisnis akan tetap ada di Jakarta.
"Jakarta tetap akan menjadi pusat bisnis di Indonesia. Berbagai kegiatan ekonomi tetap akan berkiblat ke Jakarta," kata Piter.
Piter menilai kondisi tersebut juga didukung dengan kantor-kantor pusat BUMN dan swasta masih di Jakarta. Bahkan, ia menganggap Jakarta malah bisa fokus menjadi pusat bisnis setelah pusat pemerintahan pindah ke Nusantara.
"Justru dengan lepasnya status ibu kota, Jakarta bisa lebih leluasa untuk berkembang menjadi kota bisnis," ujar Piter.