Janet Yellen: Gagal Bayar Utang AS Bakal Menjadi Bencana Ekonomi

26 April 2023 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan kegagalan Kongres AS untuk menaikkan plafon utang pemerintah dan berujung kepada default (gagal bayar) akan memicu bencana ekonomi, ditandai dengan lonjakan suku bunga di tahun-tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, Rabu (26/4), Yellen dalam sambutannya kepada eksekutif bisnis di California mengatakan default utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan, mendorong pembayaran rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit lebih tinggi.
Dia mengatakan hal itu adalah tanggung jawab dasar Kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman USD 31,4 triliun. Dia memperingatkan default akan mengancam kemajuan ekonomi AS sejak pandemi COVID-19.
"Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," ujar Yellen.
Menurut Yellen, jika plafon utang tidak dinaikkan, bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk dan pemerintah kemungkinan tidak akan dapat mengeluarkan pembayaran kepada keluarga militer dan manula yang bergantung pada jaminan sosial.
ADVERTISEMENT
"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Itu harus dilakukan tanpa syarat, dan seharusnya tidak menunggu sampai menit terakhir," tegasnya.
Yellen mengatakan kepada anggota parlemen pada Januari lalu bahwa pemerintah hanya dapat membayar tagihan utang hingga awal Juni tanpa menaikkan batas, yang dicapai pemerintah pada Januari.
Janet Yellen Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, Kongres AS sebagai pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.
pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan oleh Partai Republik, Kevin McCarthy, minggu lalu melontarkan rencana yang akan melipatgandakan pemotongan pengeluaran sebesar USD 4,5 triliun dengan peningkatan batas utang sebesar USD 1,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Kevin menyebutnya sebagai dasar untuk negosiasi dalam beberapa minggu mendatang. Sementara pihak Gedung Putih menegaskan kedua masalah itu tidak boleh dikaitkan, dan Senat yang dikendalikan Demokrat kemungkinan besar akan menolak proposal tersebut.
Dengan kondisi tersebut, pasar keuangan semakin khawatir tentang kebuntuan, mengirim biaya mengasuransikan paparan utang AS ke level tertinggi dalam satu dekade, imbas peringatan analis keuangan tentang meningkatnya risiko gagal bayar.