Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Jangan Sampai Terjebak, Kenali 5 Risiko Waran Terstruktur
18 Oktober 2024 13:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDalam dunia investasi , Waran Terstruktur menjadi salah satu instrumen yang menarik karena menawarkan peluang keuntungan yang tinggi. Namun, di balik potensi keuntungan tersebut, terdapat berbagai risiko yang perlu dipahami oleh investor, terutama mereka yang memiliki profil risiko tinggi.
Waran Terstruktur adalah produk derivatif yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual saham dasar pada harga tertentu. Produk ini menawarkan daya ungkit (leverage), yang bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat, tetapi juga dapat mendatangkan kerugian yang signifikan jika harga saham dasar bergerak berlawanan.
Punya peran krusial, sangat penting bagi investor untuk memahami berbagai risiko yang melekat pada Waran Terstruktur agar dapat mengambil keputusan yang bijaksana dalam berinvestasi. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:
Risiko Melekat pada Waran Terstruktur
1. Risiko Daya Ungkit
Daya ungkit berfungsi seperti pedang bermata dua; saat harga naik, potensi keuntungan bisa meningkat secara signifikan. Namun, jika harga turun, kerugian yang dialami juga bisa berlipat ganda.
2. Risiko Pasar
Nilai instrumen ini sangat bergantung pada saham dasarnya. Jika terjadi kondisi yang merugikan saham dasar, nilai Waran Terstruktur akan ikut terpengaruh. Misalnya, harga saham emiten batu bara menurun akibat isu ekonomi hijau (green economy).
Penurunan harga saham dasar tersebut akan berdampak pada nilai Waran Terstruktur yang terkait, dan efeknya bisa lebih drastis karena adanya daya ungkit.
3. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah potensi kerugian yang muncul ketika penerbit gagal memenuhi kewajiban keuangan dan kontraktual yang telah disepakati. Di sisi lain, KPEI memastikan bahwa penerbit memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
4. Risiko Rentang Hidup
Waran Terstruktur memiliki tanggal kedaluwarsa, sehingga investor harus memastikan bahwa Waran Terstruktur yang dimiliki masih memiliki waktu yang cukup dan sesuai dengan analisis mereka. Instrumen ini tidak cocok untuk investasi jangka panjang karena rentang waktu maksimumnya hanya 24 bulan.
5. Risiko Penghapusan Pencatatan (Delisting)
Jika saham dasar dihapus dari bursa (delisting), investor berisiko kehilangan nilai yang tersisa. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara turut menentukan saham-saham yang layak dijadikan saham dasar untuk penerbitan Waran Terstruktur. Saat ini, hanya saham-saham yang tergabung dalam IDX30 yang dapat dijadikan saham dasar.
Sebagai investor, penting untuk memahami dengan baik berbagai risiko yang terkait dengan Waran Terstruktur sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Meski instrumen ini menawarkan potensi keuntungan yang besar, risiko yang menyertainya juga tidak boleh diabaikan. Dengan memahami risiko-risiko tersebut, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan terukur.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Waran Terstruktur dan panduan investasi lainnya, kunjungi www.warrantindonesia.co.id .
Artikel ini dibuat oleh kumparan