Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Jasa Marga Prediksi Volume Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Turun dari Tahun Lalu
4 Maret 2025 16:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) memprediksi volume lalu lintas selama puncak arus mudik Lebaran tahun 2025 menurun 9 persen dibandingkan puncak arus mudik pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, puncak arus mudik Lebaran tahun ini yaitu pada 28 Maret 2025 atau H-3 lebaran dan H-1 Hari Raya Nyepi.
"Dengan volume lalu lintas mencapai 232 ribu kendaraan, atau naik 50 persen terhadap normal. Tetapi karena sudah ada pengaturan, mudah-mudahan ini benar yaitu turun 9 persen terhadap puncak arus mudik tahun 2024," ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (4/3).
Subakti menjelaskan, proyeksi volume lalu lintas masuk Jakarta yang melalui 4 gerbang utama pada periode libur Lebaran dan Nyepi sebanyak 2,29 juta kendaraan, turun 0,5 persen terhadap periode lebaran tahun 2024.
Sementara itu, lanjut dia, puncak arus balik selama libur Lebaran tahun ini yakni diperkirakan minggu tanggal 6 April tahun 2025 atau H+ 5 Lebaran, dengan volume lalu lintas mencapai 276 ribu kendaraan, atau naik 62 persen terhadap normal.
ADVERTISEMENT
"Di 2024 aja kita sudah kewalahan nanti, ini tentunya ada skenario khusus, karena kita sudah dengan skenario yang ada, masih naik 3 persen terhadap puncak balik tahun 2024. Cukup besar," tegas Subakti.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Hutama Karya (HK) Budi Harto memprediksi kenaikan trafik di jalan tol kelolaan HK saat mudik Lebaran tahun 2025 mencapai 68 persen dari kondisi normal.
"Perkiraan kenaikan trafik di arus mudik kali ini diperkirakan kalau dibandingkan dengan kondisi normal itu cukup besar, 68 persen sendiri naiknya," tuturnya.
Meski demikian, Budi menyebutkan kapasitas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) masih di bawah normal, sehingga kenaikan 68 persen diharapkan tidak terlalu signifikan.
"Ruas tol di Sumatera ini kapasitasnya normal masih di bawah, jauh di bawah dari kapasitas yang mampu dikelola. Jadi kenaikan 68 persen ini juga belum terlalu akan merepotkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT