Jawab Permintaan Menko Airlangga, JBIC Jadikan RI Prioritas Investasi Nomor 1

26 Juli 2022 6:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan Kemenko Perekonomian bertemu dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) di Tokyo, Jepang, Senin (25/7).  Foto: Irfan W
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Kemenko Perekonomian bertemu dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) di Tokyo, Jepang, Senin (25/7). Foto: Irfan W
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Japan Bank for International Cooperation (JBIC) selama ini telah berkomitmen dan merealisasikan investasi di Indonesia, terutama di bidang energi dan otomotif. Ke depan, JBIC akan menjadikan Indonesia sebagai prioritas nomor satu, melebihi investasi di Thailand dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
Janji ini disampaikan Gubernur JBIC yang baru Nobumitsu Hayashi saat bertemu Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang, Senin (25/7).
Hadir dalam pertemuan ini Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso. Pertemuan yang berlangsung dengan hangat dan bersahabat ini berlangsung 2 jam, dengan pembahasan yang lebih fokus kepada berbagai proyek JBIC yang ada di Indonesia.
Mengawali pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan bahwa JBIC berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia sebagai sumber pendanaan maupun penasihat dalam berbagai proyek infrastruktur.
JBIC setiap tahun membuat survei atas perusahaan manufaktur Jepang yang melakukan bisnis di luar Jepang (Survey on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies).
“Seperti kita ketahui pada survei Tahun 2021, dari Daftar 'Promising Countries for Overseas Business', Indonesia masih di ranking ke-6 atau di bawah Vietnam dan Thailand. Karena itu, Indonesia ingin lebih tinggi dari Vietnam dan Thailand, inilah alasan utama kenapa kami menemui JBIC di Tokyo,” ungkap Menko Airlangga.
ADVERTISEMENT
JBIC memiliki spesialisasi, yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi. “Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh. Proyek-proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Menko Airlangga.
Mmenko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) di Tokyo, Jepang, Senin (25/7). Foto: Irfan W
Menko Airlangga menambahkan bahwa fokus Indonesia untuk 2 tahun ke depan adalah memulihkan ekonomi dan kembali mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, yang didukung salah satunya oleh ketersediaan infrastruktur energi.
Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkret untuk melaksanakan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29 persen pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang juga telah melakukan banyak kolaborasi dengan Indonesia dalam pengurangan emisi karbon. Salah satunya melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Skema ini juga sedang dipertimbangkan sebagai bagian dalam kerja sama pendanaan JBIC dengan Indonesia dalam program transisi energi.
Proyek besar yang juga menjadi pembahasan adalah terkait proyek Masela yang akan menjadi semakin strategis terutama pasca perang Ukraina dan Rusia, terutama karena melonjaknya kebutuhan gas dari negara-negara G7.
Gas menjadi sangat penting, karena dapat digunakan sebagai bahan baku ammonia, bahan baku pupuk, dan gas bisa digunakan untuk membangun metanol yaitu salah satu blending untuk biofuel.
Nilai investasi proyek ini mencapai USD 19,85 Miliar. Namun demikian, proyek ini mempunyai tantangan ke depan yaitu adanya percepatan transisi energi, persyaratan dekarbonisasi dan perubahan industri hulu Migas, sehingga perlu evaluasi dan identifikasi ulang ruang lingkup proyek.
ADVERTISEMENT
Gubernur JBIC Hayashi mengaku senang bisa bertemu Menko Airlangga dan Menteri Agus Gumiwang. “Indonesia negara sangat strategis dan customer JBIC yang terpenting, karena itu saya sangat berbahagia bisa bertemu langsung dengan Menko Airlangga dan Menteri Agus. Dukungan JBIC di bidang energi dengan mendukung listrik 11,6 GW yang sangat membantu pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Hayashi.
Hasyashi juga langsung menjawab permintaan Menko Airlangga yang menyatakan siap menjadikan Indonesia sebagai prioritas nomor satu, mengalahkan investasi JBIC di Thailand dan Vietnam.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) di Tokyo, Jepang, Senin (25/7). Foto: Irfan W
“Bagi JBIC, proyek-proyek dan investasi di Indonesia merupakan prioritas nomor 1 mengingat populasi dan ekonomi Indonesia yang lebih besar dari negara lain. JBIC mendukung upaya untuk meningkatkan investasi di Indonesia melebihi investasi di Thailand dan Vietnam,” ujar Hayashi.
ADVERTISEMENT
Gubernur Hayashi mengaku JBIC telah bertemu dengan beberapa kementerian dan lembaga di Indonesia, bersama Bank Central Jepang, berkomitmen untuk terus mendukung upaya Indonesia mencapai Carbon Netral. “PM Jepang sangat mendukung dan mendorong aliansi seluruh perusahaan Jepang, karena Indonesia adalah yang menjadi prioritas nomor Satu,” kata Hayashi.
Selain membahas mengenai energi, pertemuan juga membahas pengembangan sektor otomotif di Indonesia. Di Indonesia, hampir 90 persen prinsipalnya berasal dari Jepang dan JBIC ikut membiayai pengembangan sektor otomotif. Menteri Agus Gumiwang menyampaikan dan berharap agar ada proyek-proyek industri manufaktur yang besar di Indonesia, yang didukung oleh JBIC.
Terhadap permintaan ini, Gubernur Hayashi menyambut baik harapan Menteri Agus dan menjanjikan akan terus mendukung investasi perusahaan Jepang di industri manufaktur, khususnya sektor otomotif.
ADVERTISEMENT
“Kami mendukung investasi perusahaan Jepang di sektor manufaktur terutama di otomotif, karena dengan dukungan kuat Pemerintah RI selama ini, otomotif Jepang menjadi sangat dicintai di Indonesia bahkan melebihi di Jepang sendiri. JBIC akan lebih mendorong peningkatan nilai dari investasi yang sudah ada,” terang Gubernur Hayashi.
Mendapat respons yang sangat positif, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi kepada JBIC. “Kami sangat senang mendengar bahwa proyek-proyek utama di Indonesia akan menjadi prioritas bagi JBIC. Indonesia dengan populasi dan ukuran ekonomi yang terbesar di Kawasan, sangat tepat untuk menjadi prioritas utama JBIC,” tutup Menko Airlangga.