Jawab Tantangan Ganjar Minta Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Bahlil Sodorkan Resepnya

23 Agustus 2023 8:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyerahkan hibah dua unit bus listrik kepada kepada Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (22/8/2023). Foto: Dok. BKPM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyerahkan hibah dua unit bus listrik kepada kepada Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (22/8/2023). Foto: Dok. BKPM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo memberi tantangan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai rata-rata 7 persen. Merespons hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyodorkan resepnya, yakni dengan tidak hanya menjadikan konsumsi sebagai tumpuan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Tantangan itu disampaikan Ganjar Pranowo yang juga Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama UGM), di hadapan 3 ribuan calon wisudawan almamaternya itu. Dalam acara itu, juga hadir Bahlil Lahadalia.
Ganjar menjelaskan, pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi dari saat ini hingga mencapai kisaran 7 persen, agar Indonesia terhindar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
"Dan jika sekarang kita sudah bersepakat menuju Indonesia sebagai negara maju, dengan pertumbuhan ekonomi, mau berapa persen? Lima koma sekian persen rasanya kurang. Kalau kita mau menghentak, Pak Bahlil, agar tidak masuk dalam middle income trap. Mungkin 7 persen harus menjadi cita-cita pertumbuhan ekonomi kita," kata Ganjar Pranowo, Selasa (22/8).
Dia meyakini, kalau Menteri Investasi punya visi dan misi seperti itu, hal tersebut tak sulit dicapai. "Kalau kita punya Menteri Investasi seperti itu, insyaallah tidak sulit," lanjut Gubernur Jawa Tengah tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam kegiatan Orientasi Diponegoro Muda (ODM) tahun 2023, Minggu (20/8). Foto: Kementerian Investasi/BKPM
Bahlil pun menyodorkan resep pertumbuhan ekonomi tinggi, yakni dengan program hilirisasi. Hal itu akan berjalan, jika didukung dengan masuknya investasi.
"Kemudian bagaimana ke depan arah kebijakan? Kita akan mendorong kepada hilirisasi. Dunia sekarang sudah mendorong kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi," ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bernilai tambah. Namun dengan hilirisasi nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.
"Karena kalau tidak ada hilirisasi, kita hanya mengekspor barang-barang mentah. Nah ini peluang usahanya di sini. Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi. Total ekspor nikel pada pada tahun 2017 itu hanya USD 3,3 miliar, begitu kita larang ekspor pada tahun 2020, dan kita bangun hilirisasi, sekarang nilai ekspor kita mencapai USD30 miliar," papar Bahlil.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, negara-negara maju tak lagi bertumpu pada konsumsi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi. "Negara-negara maju sudah menjadikan investasi (hilirisasi) sebagai instrumen pertumbuhan," pungkas Bahlil Lahadalia.