Jejak Budiman Sudjatmiko di Bidang Teknologi: Inovator 4.0 dan Bukit Algoritma

14 April 2021 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budiman Sudjatmiko saat diwawancara di kantor Google Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budiman Sudjatmiko saat diwawancara di kantor Google Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Budiman Sudjatmiko kembali ramai dibicarakan, bukan karena diangkat sebagai Komisaris BUMN seperti beberapa waktu lalu. Namun, karena dirinya menjadi Ketua Pelaksana pembangunan Bukit Algoritma.
ADVERTISEMENT
Bukit Algoritma akan menjadi Silicon Valley versi Indonesia yang dibangun di Sukabumi, Jawa Barat senilai Rp 18 triliun.
Budiman menyebut, akan banyak perusahaan di bidang riset di bukit ini seperti teknologi kuantum dan kecerdasan buatan, teknologi biologi, kaitannya dengan biologi molukuler, rekayasa genetik, hingga neurosains.
Jejak Budiman di bidang teknologi dan mimpinya membangun industri 4.0 rupanya sudah dideklarasikan sejak September 2018 lalu. Saat itu, dia membentuk Gerakan Inovator 4.0 di Jakarta.
Deklarasi itu dia sampaikan dengan tema 'Kerja dan Membangun Indonesia dengan Data'. Dengan gerakan ini, dia ingin mewujudkan kehidupan masyarakat cerdas, hidup layak, serta mampu menjawab tantangan revolusi industri.
“Kita memimpikan masa depan Indonesia sebagai bangsa digital yang berkedaulatan dalam data, berkeadilan dalam teknologi dan akses informasi," kata Budiman kala itu di Menteng, Jakarta Pusat.
Budiman Sudjatmiko saat diwawancara di kantor Google Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Budiman pun didaulat menjadi Ketua Umum Inovator 4.0. Menurutnya, Indonesia memiliki 200 inovator dari berbagai disiplin keilmuan mau bergabung dalam gerakan Inovator 4.0. Dari situ lah, dia mewujudkan gerakan para politikus progresif, pendidik, dan wirausahawan sosial.
ADVERTISEMENT
"Dalam revolusi industri, Indonesia mau jadi penumpang atau memimpin di depan? Indonesia punya potensi," sambung Budiman.

Bukit Algoritma Dibentuk 11 Tahun

Hampir tiga tahun setelah deklarasinya itu, Budiman kini muncul dengan kesiapannya menggarap proyek Bukit Algoritma. Dia bercerita bahwa proyek ini sebenarnya sudah dirancang juga sejak 2018.
Saat itu, ide mulanya datang dari PT Bintang Raya Lokalestari yang juga memiliki lahan untuk membangun bukit seluas 888 hektar. Namun, perusahaan yang dipimpin Dani Handoko tidak bisa meneruskannya, sehingga meminta Budiman mengambil alih.
"Mereka bilang ke saya: Mas silakan, teman-teman mas, yang sudah pulang dari luar negeri, sudah selesai doktor, teknologinya maju, yuk kerja. Nih kita ada lahan. Diteruskan Mas Budiman. Mas carikan juga, lobi ke pemerintah, lobi investor. Kemudian siapkan marketnya," kata Budiman kepada kumparan, Rabu (14/4).
Desain Bukit Algoritma. Foto: Dok. Sukabumi Update
Budiman menyebut, riset lain yang akan dibangun di Bukit Algoritma adalah bidang ada pertanian dan teknologi nano untuk pengobatan. Kemudian ada energi seperti EV battery (baterai kendaraan listrik) dan EBT (energi baru terbarukan). Teknologi untuk buat bahan-bahan mesin cerdas lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, akan ada lima riset turunannya. Salah satunya akan membuat center for areal and space exploration studies. Ini untuk mengkaji dan membuat satelit nano ukuran kecil. Kemudian akan dibuat juga riset drone kargo yang akan diproyeksikan untuk jarak 500 kilometer.
"Tahap kedua itu lima tahun. Itu kita buat komersial distrik, shopping mall. Tapi mungkin setelah pandemi, yang tahap kedua ini kita tarik ke tahap pertama. Juga akan ada konsep desa masa depan," katanya.
Secara total, Budiman menyebut akan membutuhkan waktu 11 tahun untuk membangun proyek ini secara bertahap. Dana yang akan dibutuhkan pun lebih dari Rp 18 triliun.