Jelang Mudik Lebaran, Apakah Ada Diskon Tarif Jalan Tol di 2023?

Foto udara sejumlah mobil antre mengisi bahan bakar saat arus mudik H-5 Lebaran di Rest Area Fungsional KM 338 A Tol Trans Jawa di Pegandon, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (27/4/2022). Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO

Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sejak 2015 lalu memberikan diskon tarif jalan tol selama masa mudik lebaran setiap tahunnya. Diskon tarif tol untuk periode lebaran itu rutin diberikan hingga terakhir pada 2019.

Contohnya, pada 2019 seluruh BUJT yang berada di bawah naungan Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) sepakat memberikan diskon tarif tol sebesar 15 persen. Lantas, bagaimana dengan di lebaran 2023?

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit, menjelaskan pemberian diskon tarif tol untuk mudik lebaran bergantung BUJT. BPJT bertugas mengkomunikasikan dengan BUJT tentang permintaan masyarakat terkait diskon tersebut.

"Tapi kita juga pahami selama pandemi pendapatan mereka berkurang antara 40-60 persen. Jadi di satu sisi kita pahami aspirasi masyarakat untuk dapat pelayanan lebih, tapi di sisi lain kita juga mengerti kondisi keuangan mereka," kata Danang saat ditemui di Pullman Hotel Jakarta, Senin (20/3).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit. Foto: Akbar Maulana/kumparan

Pemberian diskon tarif tol untuk mudik lebaran ini dihentikan pada 2020-2021 ketika COVID-19 melanda Indonesia. Pada 2022, diskon tarif tol juga tidak ada. Namun, Kementerian Perhubungan saat itu mewajibkan BUJT menggratiskan tarif tol kepada pemudik jika terjadi kemacetan antrean di pintu tol lebih dari 1 km.

"Kita lihat kira-kira dua minggu sebelum lebaran apakah ada pemberitahuan dari mereka untuk memberikan diskon tarif," kata Danang.

Saat ini, BPJT terus berkoordinasi dengan BUJT. Danang mengungkapkan salah satu pertimbangan yang disampaikan BUJT untuk menerapkan diskon tarif tol di lebaran ini adalah pendapatan perusahaan yang diperkirakan melonjak selama musim mudik tiba.

"Mereka masih menghitung-hitung. Mereka masih menghitung seperti apa kondisinya, karena tidak semua Badan Usaha sama kondisi keuangannya," tutur Danang.