Jelang Pelantikan Trump, Wall Street Catat Kinerja Positif

20 Januari 2025 7:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) ditutup positif selama sepekan 13 Januari-17 Januari atau jelang pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda ekonomi China kembali menggeliat dan reli kuat di Wall Street pada hari Jumat menjadi pertanda baik bagi pasar Asia pada hari Senin (20/1).
Pasar AS akan ditutup untuk memperingati Hari Martin Luther King Jr, sehingga likuiditas global akan lebih ringan dari biasanya, dan kekhawatiran tentang plafon utang AS kembali menjadi sorotan.
Mengutip Reuters, S&P 500 naik 3 persen dalam sepekan. Artinya, S&P 500 mencatatkan kinerja terbaiknya dalam 10 Minggu berturut-turut.
Nasdaq naik 2,4 persen dan MSCI World naik 1,7 persen. Namun, saham Asia berkinerja buruk, indeks MSCI Asia ex-Japan naik 0,8 persen, saham Tiongkok naik hanya 0,3 persen, sementara Nikkei 225 Jepang turun.
"Investor pada umumnya menyambut baik bagian ramah pasar dari agenda yang diharapkan Trump seperti pemotongan pajak dan deregulasi. Namun keputusan lain, seperti tarif dan deportasi massal diprediksi dapat memicu kembali inflasi dan memperlambat laju pemotongan suku bunga Fed," tulis laporan Reuters.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat merusak pertumbuhan dan memicu kekhawatiran stagflasi, yang membuat pekerjaan Fed semakin sulit.
Presiden terpilih AS Donald Trump berbincang dengan Direktur utama Tesla, Inc. Elon Musk saat menyaksikan peluncuran uji coba penerbangan keenam roket SpaceX Starship di Brownsville, Texas, Amerika Serikat, Selasa (19/11/2024). Foto: Brandon Bell/ Pool via REUTERS
Pidato pelantikannya dapat dipenuhi dengan janji-janji kebijakan yang menggerakkan pasar, arahan, dan perintah eksekutif.
Dalam konteks itu, isu TikTok tengah dicermati untuk mendapatkan petunjuk tentang pembuatan kebijakan dan pendekatan Trump terhadap Tiongkok.
Posisi terbarunya adalah ia akan menghidupkan kembali akses aplikasi media sosial milik Tiongkok itu di AS melalui perintah eksekutif setelah ia dilantik. Tetapi menginginkan agar setidaknya setengahnya dimiliki oleh investor AS.
Kembali ke pasar, dolar dan imbal hasil Treasury melemah dari titik tertinggi bersejarah hari Senin dan berakhir lebih rendah minggu lalu. Hal ini memberikan pelonggaran kondisi keuangan yang disambut baik bagi pasar Asia dan pasar berkembang.
ADVERTISEMENT
Imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai titik tertinggi dalam 16 bulan sebesar 4,80 persen tetapi turun 17 basis poin dalam seminggu. Sementara indeks dolar mencapai titik tertinggi dalam 27 bulan sehingga mencatatkan kerugian mingguan kedua dalam 16 minggu.