Jelang Rilis Bank Indonesia, Ekonom Prediksi Suku Bunga Tak Akan Naik

15 Februari 2023 18:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sejumlah ekonom yakin Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikkan suku bunga atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) besok, Kamis (16/2). Hal tersebut tentu berbanding terbalik dengan bulan-bulan sebelumnya, hampir seluruh ekonom yakin BI akan terus menaikkan suku bunga untuk menjangkar inflasi.
ADVERTISEMENT
Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menilai, terdapat beberapa alasan untuk BI mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen.
Pertama, tekanan inflasi yang cukup besar di tahun lalu diadang oleh usaha pengetatan moneter secara konsisten oleh BI sejak Agustus lalu. Hasilnya, inflasi umum secara konsisten menurun dan mencapai 5,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy) di Januari 2023.
Kedua, arus modal masuk yang deras sejak pertengahan Januari telah mengapresiasi rupiah ke titik terkuatnya di Rp 14.875 dan saat ini mulai stabil di kisaran Rp 15.090.
"Mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, ditambah semakin berkurangnya agresivitas pengetatan moneter oleh the Fed, kami melihat BI perlu menahan suku bunga acuan di 5,75 persen," kata Riefky kepada kumparan, Rabu (15/2).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut perlu dilakukan BI untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan kebijakan makroprudensial tanpa mengganggu momentum pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini.
Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI7DRR di level 5,75 persen.
"BI mempertimbangkan ekspektasi inflasi yang terus melandai dan akan berada dalam kisaran 3 persen hingga 4 persen pada akhir tahun ini," terang Josua.
Lebih lanjut, Josua menilai nilai tukar rupiah cenderung stabil ditopang oleh peningkatan cadangan devisa pada awal tahun 2023. Serta potensi berlanjutnya surplus transaksi berjalan.
Hal serupa juga dikatakan Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman. Menurut dia, pemerintah bersama dengan Bank Indonesia sudah berhasil menjangkar inflasi dan menjaga stabilitas suku bunga. Oleh karena itu, dia memprediksi suku bunga BI tidak akan naik dan menetap di 5,75 persen.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat akan flat di 5.75 persen ya. Inflasi menurun dan rupiah masih cukup stabil," ungkap Faisal.