Jelang RUPS Bos Himbara Kumpul Bareng Erick Thohir, Ini Bocoran dari Dirut BNI

25 Februari 2022 8:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir kumpulkan 3 dirut bank Himbara. Foto: Instagram/@tiko1973
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir kumpulkan 3 dirut bank Himbara. Foto: Instagram/@tiko1973
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan dirut bank-bank milik negara (Himbara) untuk makan siang bersama. Menunya sop buntut.
ADVERTISEMENT
Dalam foto yang dibagikan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo pada Selasa (15/2) di akun Instagram pribadinya, terlihat ada Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Direktur Utama BRI Sunarso, dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi. Hanya satu bos Himbara yang tak hadir, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo.
Royke membenarkan adanya pertemuan tersebut. "Waktu itu, Pak Haru, memang enggak hadir. Lagi pergi ke mana gitu," kata Royke dalam perbincangan dengan kumparan di program The CEO, Jumat (18/2).
Pertemuan itu menjadi sorotan, karena berlangsung menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan bank-bank himbara tersebut pada Maret mendatang. Tapi Royke menampik, pertemuan yang juga dihadiri Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo itu, khusus membahas persiapan RUPS Tahunan. Apalagi soal pergeseren posisi direksi dan komisaris bank Himbara.
ADVERTISEMENT
"Enggak, belum sampai ke situ (pembahasannya) Karena kinerja bank lagi bagus-bagus ya. Terserah pemegang saham (kalaupun ada pergantian), tapi so far kinerjanya semua bagus, jadi harusnya (enggak ada pergeseran posisi). Enggak lah, kasihan nanti kalau terlalu banyak (digeser)," kata Royke bercerita sambil tertawa.
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Empat bank BUMN telah menjadwalkan RUPS Tahunan. BRI akan menggelar RUPST lebih dulu, pada 1 Maret 2022. Disusul BTN sehari setelahnya atau pada 2 Maret 2022. Setelah itu, barulah Bank Mandiri pada 10 Maret 2022 dan terakhir BNI pada 15 Maret 2022.
Lagi pula, kata Royke, agenda makan siang itu merupakan pertemuan biasa, untuk koordinasi antar-bank BUMN. Kebetulan dalam pertemuan kali itu, fokusnya soal respons bank-bank negara terhadap kebijakan moneter dunia, terutama rencana Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang ingin menaikkan suku bunga acuan pada Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
"Kita koordinasi banyak hal. Terkait kita mau masuk industri yang mana, perkembangan bank sekarang seperti apa. Misalnya, inflasi AS naik terus, bagaimana suku bunga kita? Kan enggak mungkin kita langsung naikin bunga, mati lah nasabahnya. Jadi strategi kita pelan-pelan (naiknya), jangan jomplang (antarbank) satu sama lain," katanya memberi bocoran.
Kinerja bank-bank BUMN memang sedang moncer. Erick sampai memujinya baru-baru ini karena laba bersih konsolidasi keempat bank mencapai Rp 72,05 triliun sepanjang 2021. Keuntungan yang dikantongi ini melesat 78,06 persen dibandingkan laba bersih 2020 Rp 40,34 triliun. Erick menyebutnya, keberhasilan Himbara meraup banyak laba bersih tahun lalu berkat kesuksesan transformasi yang dilakukan di empat tubuh bank.
Sebagai bankir dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bank milik negara, Royke melihat saat ini antarbank BUMN memang lebih kompak. Salah satu indikatornya adalah adanya pembagian pasar nasabah yang mau disasar bank lebih jelas.
Gedung Menara BNI di Gatot Subroto. Foto: Dok. BNI
Misalnya, BNI fokus dengan nasabah korporasi dan UMKM go global. BRI ditugaskan mengejar nasabah UMKM, tapi hingga ke level ultra mikro. Sedangkan Mandiri fokus ke nasabah korporasi dan BTN nasabah KPR. Meski ada irisan nasabah yang ditargetkan keempat bank BUMN, Royke justru melihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk berkompetisi secara sehat.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pasar pembiayaan di Indonesia sangat luas. Apalagi masih banyak masyarakat yang belum bisa mengakses kredit ke bank (unbankable). Karenanya, BNI tetap masuk ke UMKM meski BRI juga pegang sektor ini. Pun dengan Mandiri dan BNI yang sama-sama fokus ke nasabah korporasi.
"Saya bilang, enggak mungkin bank bisa cover semua (pasar), enggak sanggup lah karena market luas. Jadi kalau ada 2-3 bank, bisa kompetisi, nasabah juga bisa dapat layanan dan harga bagus. Jadi banyak pilihan, kalau cuma 1 kan bunga mungkin mahal, sedangkan biaya biasa saja. Sekarang, sih, Himbara lebih kompak ya karena sudah ada segmen jelas," tuturnya.