Jelaskan Maksud Luhut, Menteri ESDM Ungkap Alasan Investasi Migas RI Loyo

16 Agustus 2024 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden dan Wapres di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/7/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden dan Wapres di halaman Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/7/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tak setuju dengan pendapatan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut tidak ada investasi di sektor hulu minyak dan gas (migas) selama 30 tahun ke belakang. Menurut dia, bukan tidak ada investasi, tapi sedikit alias loyo.
ADVERTISEMENT
Arifin menjelaskan, dulu produksi minyak Indonesia pernah mencapai puncaknya di level 1,6 juta barel per hari, namun terus menurun dari tahun ke tahun. Kemudian, pada 2012, para operator atau KKKS menggelontorkan USD 2,5 miliar untuk mengebor sumur yang hasilnya kering (dry hole).
"Kemudian juga dari situ di tempat-tempat lain sudah mulai ketemu sumber-sumber baru. Jadi mereka (operator) pada pindah, akibatnya kan ada persaingan," tegasnya saat ditemui di kompleks parlemen, Jumat (16/8).
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan fiskal yang kurang menguntungkan bagi para operator, sehingga dia mengakui bahwa investasi migas di Indonesia akhirnya loyo.
"Mulai dari situ kita jadi tidak terlalu banyak yang baru, kan jeblok kan. Tapi sekarang Alhamdulillah makin banyak yang ketemu potensi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Arifin memastikan, pemerintah terus memperbaiki kebijakan fiskal dan peraturan yang fleksibel untuk meningkatkan investasi sektor hulu migas ke depannya.
"Ya perizinan, fleksibilitas, kebijakan fiskalnya itulah yang banyak, karena ini juga keterkaitannya dengan instansi lain," kata Arifin.

30 Tahun Tak Ada Perbaikan

Sebelumnya, Luhut baru saja membentuk sekaligus memimpin satuan tugas (satgas) perbaikan iklim investasi sektor hulu migas nasional untuk mengidentifikasi mengapa investasi hulu migas Indonesia sangat minim.
Dia akan menyampaikan hasil dari kajian satgas tersebut kepada Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Saya minta mereka untuk mengidentifikasi mengapa dalam 30 tahun terakhir kita hanya memiliki sedikit, mungkin tidak ada, investasi baru di sektor minyak dan gas," ungkap Luhut saat SCM Summit 2024, Rabu (14/8).
ADVERTISEMENT
Luhut menilai ada yang salah dari regulasi pemerintah yang berdampak pada tertahannya investasi sektor hulu migas. Dia bertekad menyelaraskan kembali regulasinya, bekerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Jadi saya juga sampaikan kepada, Anda tahu, kolega kita dari Menteri Keuangan (Sri Mulyani), ada yang salah dengan kalian, 30 tahun tidak ada investasi, pasti ada yang salah dengan regulasinya," tegas Luhut.