Jembatan Gantung Mbah Buto: Mudahkan Anak-anak ke Sekolah, Kerek Ekonomi Petani

28 Juli 2022 7:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan gantung Mbah Buto di Jombang, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan gantung Mbah Buto di Jombang, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Setyowati mengaku hidupnya dan warga lainnya di Desa Penggaron, Jombang, kini menjadi sedikit lebih mudah berkat keberadaan Jembatan Gantung Mbah Buto. Jembatan yang dibangun di atas Sungai Seloemboeng ini menyambungkan anak-anak mereka dengan sekolah, juga mengerek ekonomi masyarakat yang sebagian besar petani.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan memantau kondisi jembatan gantung ini, tampak tidak ada yang spesial dan berbeda. Ia hanya jembatan simetris dengan panjang 60 meter dan lebar 1,8 meter.
Keberadaan jembatan ini menjadi penting, karena kata Setyowati, ibu-ibu dan anak-anak tak perlu lagi menyeberang sungai, atau memutar jalan lebih jauh 3 -4 kilometer.
"Jadi kalau dulu ada yang sampai nyeberang sungai, sekarang ke Pasar Mojoduwer menjual hasil pertanian hanya 15 menit. Anak-anak juga lebih cepat berangkat ke sekolah," cerita perempuan yang juga menjabat Ketua RT 01 itu.
Jembatan gantung Mbah Buto di Jombang, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Kepala Desa Penggaron Riko Ret Hendrik menuturkan, beresnya jembatan gantung ini juga setidaknya membikin bahagia sebagian warganya yang merasa dikucilkan lantaran RT mereka terisolasi. Setidaknya, kata Riko, ada 1.500 kepala keluarga di desa yang ia pimpin ini.
ADVERTISEMENT
Riko bercerita bahwa pagi hari jembatan akan ramai oleh anak-anak yang berangkat menimba ilmu. Ada ratusan anak di desa ini yang bersekolah di dua sekolah yang desa punya.
"Dulu warga kami merasa dikucilkan karena terisolir dan lokasi tinggal berseberangan dengan sungai. Sekarang jembatan ini menjadi akses warga desa ke desa lain," tuturnya.

PUPR Target Selesaikan 77 Jembatan Gantung Tahun 2022

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali David Rachmat Prabowo mengatakan, pembangunan Jembatan Mbah Buto merupakan bagian dari paket Jembatan Gantung Kaliregoyo Cs. Terdapat tiga jembatan gantung dengan tahun pembangunan 2020-2021.
Jembatan gantung Mbah Buto di Jombang, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Dua lainnya yakni Jembatan Gantung Kaliregoyo di Lumajang dan Jembatan Gantung Ngares di Kabupaten Trenggalek. "Anggaran untuk tiga jembatan tersebut Rp 17 miliar. Untuk Jembatan Mbah Buto nilai kontrak Rp 2,8 miliar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
David menuturkan, jembatan ini hanya diperuntukkan buat pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Meskipun dalam keadaan darurat, jembatan bisa dilalui oleh ambulans.
"Selain memperpendek jarak dan waktu tempuh, keberadaan jembatan gantung ini juga membuka potensi lain untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar salah satunya sebagai daya tarik wisata air karena berada di sebelah Dam Mbah Buto," tuturnya.
Adapun untuk tahun 2022, tercatat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali pada akan menyelesaikan pembangunan 14 unit jembatan gantung. Sementara secara nasional, Kementerian PUPR akan merampungkan sebanyak 77 jembatan gantung.
Jembatan gantung Mbah Buto di Jombang, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan