Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jepang Beli CPO Indonesia Rp 1,6 Triliun di TEI 2018
9 November 2018 18:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2018, produk CPO Indonesia sangat laku terjual. Jumlah transaksi kontrak penjualan CPO di TEI 2018 mencapai USD 132,5 juta. Pembeli terbanyak didominasi dari Jepang.
"Untuk CPO ini memang yang mendominasi adalah new buyer. Jadi mereka yang sudah langganan produk CPO kita, itu hanya datang lalu berdiskusi," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Auditorium Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Jumat (9/11).
Dari transaksi di TEI 2018 kemarin, Jepang menjadi pembeli CPO terbesar dengan nilai USD 111,872 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun (kurs Rp 15.000). Sementara di posisi selanjutnya, masih didominasi oleh India dengan nilai transaksi sebesar USD 11,17 juta.
ADVERTISEMENT
Enggar menambahkan selama ini pemerintah sudah mulai berupaya bekerja untuk mencari solusi dalam memperluas pasar CPO, khususnya ke negara non tradisional. Selama ini, pasar CPO Indonesia masih hanya didominasi oleh China, India, dan Uni Eropa.
"Dalam waktu dekat kami juga akan melakukan kunjungan kerja sama dengan delegasi bisnis Aljazair di akhir bulan. Salah satu propek pasar yang baik memang, meskipun bukan termasuk negara World Trade Organization (WTO)," ucapnya.
Sementara Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan upaya pemerintah dalam menjangkau negara non tradisional ini sudah baik. Hanya saja, perlu dilakukan sejumlah upaya yang lebih agresif agar bisa mendapat pasar baru.
"Pemerintah bisa memulai dengan mengaktifkan diplomasi ekonomi melalui sejumlah perwakilan negara kita yang ada di negara potensi sebagai pasar baru tadi," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:36 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini