Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jepang Kucurkan Utang Rp 14,5 Triliun ke RI untuk Bangun MRT Cikarang-Balaraja
14 Mei 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Koridor Timur-Barat rencananya membentang 84 km dari Cikarang, Jawa Barat hingga Balaraja, Banten, melewati Jakarta. Trase koridor tersebut dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase 1 Kembangan-Medan Satria sepanjang 33,7 km dan fase 2 Balaraja-Kembangan dan Medan Satria-Cikarang dengan total panjang sekitar 50 km.
Pembangunan fase 1 dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap 1 Tomang-Medan Satria sepanjang 24,5 km dan tahap 2 Kembangan-Tomang sepanjang sekitar 9 km.
"Pada tanggal 13 Mei, telah ditandatangani pertukaran nota senilai 140,699 miliar yen antara Bapak Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, dan Bapak Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia," tulis keterangan resmi Kantor Informasi dan Budaya Kedutaan Jepang di Indonesia, dikutip Selasa (14/5).
ADVERTISEMENT
MRT dinilai menjadi infrastruktur transportasi penting yang mendukung kegiatan ekonomi dan kehidupan sehari-hari warga Jakarta. Pembangunan jalur baru yang membentang dari timur ke barat diharapkan bisa mengurangi kemacetan lalu lintas hingga memperbaiki iklim investasi.
Tak hanya itu, pembangunan ini juga diharapkan bisa memberikan keamanan, ketepatan waktu dan kenyamanan. Sehingga transportasi umum dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Duta Besar Masaki mengatakan Jepang telah mendukung perluasan jalur kereta api berkecepatan tinggi perkotaan yang menghubungkan pusat Jakarta dari utara ke selatan, yang dibuka pada 2019. Dengan pembangunan jalur timur-barat akan meningkatkan kapasitas angkutan penumpang.
"Kami akan bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan penting di Indonesia seperti mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan Jakarta, memperbaiki iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan dan memerangi perubahan iklim," kata Masaki.
ADVERTISEMENT