Jepang Setop Biayai Proyek PLTU Indramayu II, Ini Penjelasan Kementerian ESDM

30 Juni 2022 8:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang menyetop pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu II. Mundurnya Jepang dari proyek ini karena negara tersebut tak lagi ingin mendukung aktivitas yang berhubungan dengan batu bara seiring percepatan transisi energi.
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut diumumkan pertama kali oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jepang Hikariko Ono dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini. Tak hanya di Indonesia, Jepang juga menghentikan pembiayaan untuk proyek serupa di Bangladesh.
"Kami memutuskan bahwa kami tidak dapat melanjutkan lebih jauh dengan proyek-proyek ini sebagai subjek pinjaman yen," kata Hikariko Ono dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (30/6).
Dikonfirmasi mengenai mundurnya Jepang dari proyek PLTU Indramayu, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, mengatakan proyek PLTU Indramayu sejauh ini memang masih dalam tahap rencana pembangunan. Namun, sejak tahun lalu, proyek ini sudah tidak masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
"Khusus untuk PLTU Indramayu mengingat neraca daya sistem Jamali (Jawa, Madura, Bali) sudah cukup memang dari awal sudah tidak ada di RUPTL, artinya apabila saat ini Jepang menghentikan dana untuk PLTU coal tidak menjadi masalah," kata Wanhar kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Apalagi, lanjut Wanhar, saat ini sistem kelistrikan di Jamali cenderung kelebihan kapasitas (over capacity). Tak hanya PLTU Indramayu, beberapa rencana PLTU sesuai RUPTL PLN 2021-2030 yang berada pada status pipeline dan tidak bisa dilakukan finansial closed mungkin akan tidak dilanjutkan.
Proyek PLTU Indramayu masuk dalam program mega proyek 35.000 MW di era Jokowi periode pertama. Berdasarkan situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas Kemenko Perekonomian, rencana penyusunan proyek PLTU Indramayu sudah dimulai sejak 2015. Namun, hingga tahun ini proyeknya masih berstatus penyiapan.
Rencananya, pembangunan dimulai tahun ini dengan target operasi pada 2026. Kapasitas listrik yang akan dihasilkan 2x1.000 megawatt. Biayanya sekitar Rp 29,5 triliun yang berasal dari APBN dan pinjaman luar negeri yaitu JICA (Japan International Cooperation Agency) dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Sementara PLTU Indramayu I sudah lebih dulu beroperasi dengan kapasitas listrik 3x330 MW. Pembangkit dikelola anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).