Jin Liqun Kembali Terpilih Jadi Presiden AIIB 2021-2026

28 Juli 2020 22:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dolar Foto: Kham/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dolar Foto: Kham/Reuters
ADVERTISEMENT
Jin Liqun resmi dipilih kembali oleh Dewan Gubernur AIIB menjadi Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk periode kedua. Liqun akan menjalani masa jabatan untuk lima tahun ke depan terhitung mulai 16 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Presiden AIIB ini dilakukan secara aklamasi pada Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur AIIB kelima yang diadakan pada Selasa (28/7) di Beijing, China.
“Sungguh luar biasa dan saya merasa istimewa dipercaya memimpin AIIB selama tahun-tahun di masa awal operasinya,” ungkap Presiden AIIB Jin Liqun dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7).
Jin Liqun mengatakan pihaknya telah menetapkan standar tinggi terkait tata kelola dan berinvestasi. Jin Liqun juga menegaskan bahwa AIIB siap mendukung pembangunan infrastruktur pada negara-negara anggota yang kini telah berjumlah 100 anggota dari yang awalnya hanya 57 anggota.
Presiden Joko Widodo menerima Delegasi AIIB di Istana Bogor, Kamis (30/8/2018). Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Ia memastikan pihaknya akan memperluas investasi dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur inti hingga infrastruktur untuk masa depan. Menurutnya infrastruktur di masa depan akan didesain untuk siap mengatasi perubahan iklim, meningkatkan konektivitas di Asia dan dunia, memobilisasi modal swasta, serta menjembatani kesenjangan digital.
ADVERTISEMENT
“Kami akan memperluas investasi kami untuk mendukung pembangunan infrastruktur inti hingga infrastruktur untuk masa depan,” tegasnya.
Jin Liqun pun berharap dapat terus melayani para anggota AIIB dan berkontribusi pada upaya multilateral untuk turut membangun Asia yang lebih berkelanjutan dan sejahtera.
Secara khusus dalam pernyataanya Jin Liqun juga menyatakan bahwa AIIB akan terus mendukung Indonesia dalam membangun infrastruktur. Menurutnya sebagai negara kepulauan Indonesia membutuhkan infrastruktur dalam sektor konektivitas, energi, transportasi dan urban development.
“Kami akan sangat mendukung dan terbuka untuk bekerja sama dengan Indonesia,” tegasnya.