Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
JK Minta Maluku Hidupkan Lagi Cengkeh dan Pala
5 Februari 2018 12:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
![Buah Pala (Foto: thinkstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1515042256/vcgkcdqcnzzkuiforotv.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Tadi beliau menyarankan supaya kita kembali menghidupkan potensi yang pernah ada di Maluku seperti cengkeh dan pala. Itu harus kita kembangkan lagi," kata Marthinus di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (5/2).
Marthinus juga menjelaskan, penurunan harga cengkeh dimulai di era pemerintahan Orde Baru. Di tahun 1990-an, Presiden Soeharto mendirikan Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh (BPPC). Badan ini menjadi perantara petani dan industri pengguna cengkeh.
Sebelum adanya BPPC, petani bebas menjual cengkeh secara langsung ke pedagang lewat koperasi. Adanya badan ini mengakibatkan harga cengkeh di Indonesia jatuh. BPPC memaksa petani menjual cengkeh dengan harga murah.
"Bayangkan pada waktu itu BPPC hanya membeli cengkeh (ke petani) Rp 2.500 per kilogram. Masyarakat berpikir mengolahnya sulit, menanamnya sulit, bagaimana menjual dengan harga murah. Karena itu mereka beralih ke mata pencaharian lain," ia menuturkan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang menurut informasi yang disampaikan, ternyata Indonesia (juga) impor cengkeh. Dan karena itu peluang sekali bagi Maluku untuk menanam cengkeh dan pala," Marthinus melanjutkan.
Meski tak merinci detail pengembangan cengkeh dan pala ini, Marthinus mengatakan dalam waktu dekat Universitas Pattimura akan menggandeng pemerintah daerah guna mengembangkan komoditas rempah-rempah tersebut.
"Sesudah ini kami kembali ke universitas dan kami akan berkoordinasi dengan pihak yang terkait, terutama Fakultas Pertanian untuk bagaimana kita kerja sama dengan pemda, lalu kita melakukan penelitian dan sesudah itu kita kembangkan potensi itu menjadi komoditas unggulan," pungkasnya.