Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jokowi Agresif Transisi Energi, Bisnis Tembaga Freeport Bakal Diuntungkan
13 Mei 2023 10:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di sektor mineral dan batu bara (minerba), kontraktor diminta menyelesaikan pembangunan pabrik pemurnian konsentrat atau smelter. Ini menjadi syarat agar perusahaan dapat tetap mengekspor komoditasnya. Tapi dalam bentuk yang lebih bernilai, bukan dijual mentah-mentah ke luar negeri.
PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi salah satu perusahaan yang wajib menyelesaikan pembangunan smelter sesuai amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).
Selama ini produk yang dihasilkan dari tambang Grasberg Freeport memang bukan bijih tembaga, bijih perak, ataupun bijih emas. Tapi dalam bentuk konsentrat yang nilai tambahnya, kata CEO Freeport Indonesia Tony Wenas , sudah 95 persen. Konsentrat tembaga bukan barang mentah.
Tapi, dia menegaskan perusahaan mematuhi keinginan pemerintah yang menginginkan produk konsentrat tembaga dan lainnya ini dapat dimurnikan menjadi barang yang lebih bernilai lagi. Karena itu perusahaan wajib membangun smelter yang dapat memurnikan konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga dan lumpur anoda menjadi salah satunya emas batangan.
ADVERTISEMENT
“Freeport memang harus melakukan pemurnian di dalam negeri dan ini penting sekali karena produk tembaga di dalam negeri banyak dibutuhkan (untuk industri),” katanya dalam wawancara The CEO kumparan dikutip Jumat (5/5).
Jokowi baru-baru ini memberikan kesempatan Freeport untuk masih dapat mengekspor konsentrat tembaga hingga pertengahan tahun depan. Perpanjangan dilakukan karena pembangunan smelter Freeport tertunda selama pandemi COVID-19 dan progress-nya sesuai dengan timeline yang disepakati pemerintah.
Smelter Freeport kedua dibangun di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Dengan penyelesaian smelter kedua ini, Freeport mampu mengolah seluruh hasil produksinya, berupa konsentrat tembaga di dalam negeri. Saat ini smelter pertama yang sudah beroperasi sejak 1998 hanya berkapasitas 1 juta ton yang dikelola oleh PT Smelting yang sebagian sahamnya dimiliki PTFI.
ADVERTISEMENT
Pabrik milik PT Smelting akan ditambah kapasitas pengolahan dari 1 juta ton konsentrat, menjadi 1,3 juta ton per tahun. Sementara pembangunan smelter kedua dengan single line baru ini memiliki kapasitas 1,7 juta ton per tahun. Artinya, pada saatnya nanti kapasitas pabrik smelter milik PTFI mampu mengolah konsentrat sebesar 3 juta ton.
Tony melihat pemurnian konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga juga akan menguntungkan perusahaan. Sebab katoda ini akan menjadi salah satu barang yang dicari untuk produksi baterai kendaraan listrik.
“Bahan ini bisa digunakan untuk ekosistem elektrikal, terutama baterai (kendaraan listrik). Jadi buat Indonesia, ini jadi nilai tambah,” ujarnya.