Jokowi Ancang-ancang Larang Ekspor Tembaga: Nyetop Itu Perlu Nyali

18 Juni 2023 23:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Presiden PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengunjungi Freeport. Foto: Dok: Biro Pers Media Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Presiden PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengunjungi Freeport. Foto: Dok: Biro Pers Media Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat melarang ekspor tembaga mulai Juni 2023. Namun, kebijakan tersebut batal diterapkan, salah satu penyebabnya kondisi smelter yang ada di Tanah Air dinilai belum siap.
ADVERTISEMENT
"Saya hari Selasa mau cek smelter tembaga di Newmount sama di Freeport sudah selesai belum? Kalau sudah hampir selesai setop, tembaga setop lagi. Sehingga semuanya berproduksi di dalam negeri. Tapi nyetop-nyetop itu juga perlu nyali," kata Jokowi saat acara 1 Dekade Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Hotel Salak, Bogor, Minggu (18/6).
Upaya menyetop ekspor konsentrat tembaga bukan perkara mudah. Jokowi mencontohkan saat membuat kebijakan melarang ekspor nikel. Kebijakan tersebut langsung digugat oleh Uni Eropa ke organisasi perdagangan dunia. Kondisi tersebut bisa saja terulang di komoditas bauksit yang juga ada larangan ekspor.
"Kita baru nyetop nikel saja sudah digugat Uni Eropa, kalah lagi kita. Kemarin kita kalah, banding. Pak ini kalah, ya kalah enggak apa-apa, ada upaya banding, banding, banding," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Smelter nikel PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Foto: PT Antam
"Ini bauksit nanti digugat lagi, disetop digugat lagi, enggak tahu nanti yang gugat Tiongkok, mungkin. Karena memang ekspor kita banyak di sana. Gugat ya kita banding," tambahnya.
Jokowi menegaskan Indonesia negara besar. Ia memastkan tidak takut untuk melawan gugatan yang dilakukan oleh negara lain terkait kebijakan hilirisasi di Indonesia.
"Jangan digugat nyalinya langsung ciut. Digugat Uni Eropa juga masih berkawan baik kok dengan Presiden Uni Eropa. Tapi ya kita hadapi. Jangan sampai digugat, kalah, langsung mundur, ya enggak jadi industri kita," terang Jokowi.
Jokowi memastikan hilirisasi harus didorong. Ia tidak mau potensi besar yang ada di dalam negeri tidak bisa dimaksimalkan dengan baik. "Kita bayangin kita punya industri mobil listrik gede banget, itu kan baru digugat awal. Menyiapkan industri prekursor, industri ekspor, EV-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027 Insyaallah 2028," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT