Jokowi Bakal Luncurkan RUPTL Baru, Porsi Energi Baru dan Terbarukan 62 GW

5 September 2024 9:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan siap mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/8/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan siap mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/8/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Presiden Jokowi segera meluncurkan Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru hingga 2040.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, Indonesia ingin menjadi contoh bagaimana negara berkembang dapat memimpin pembangunan berkelanjutan. RUPTL baru akan diluncurkan dengan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) 62 gigawatt (GW).
"Saya hanya ingin memberi tahu Anda bahwa Presiden akan segera mengumumkan juga RUPTL kita tentang energi terbarukan 62 gigawatt hingga 2040. Ini, menurut saya, dua kali lipat dari listrik yang ada di negara ini," ungkap Luhut saat Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, Kamis (5/9).
Luhut menilai inisiatif tersebut tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat, serta yang terpenting mempertahankan hak untuk tumbuh dan sejahtera.
"Namun, kita harus mengakui bahwa setiap negara memiliki titik awal yang berbeda, dengan kapasitas dan kemampuan yang berbeda, dengan batasan tertentu pada karbonisasi," jelas Luhut.
ADVERTISEMENT
Dalam gelaran IISF 2024, Luhut berharap dapat menjadi wadah inovasi dan kolaborasi untuk membahas tantangan krisis iklim yang dihadiri oleh 11.000 orang dari 53 negara.
"Negara berkembang seperti Indonesia memiliki kisah-kisah unik untuk dibagikan dan peran penting dalam mendukung aksi iklim global. Mengingat banyaknya kontribusi dari kita, lebih masuk akal untuk membawa percakapan ini lebih dekat ke rumah menyelenggarakan dialog ini di Indonesia," tutur Luhut.
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Selong kapasitas 7 MWp yang dioperasikan Vena Energy di Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (15/7/2024). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan gas sebesar 80 gigawatt (GW) pada tahun 2040 dalam RUPTL terbaru.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyebutkan, dalam RUPTL terbaru yang drafnya sudah siap diterbitkan, penambahan kapasitas pembangkit mayoritas dari EBT sebesar 75 persen, atau sekitar 60 GW, dan pembangkit gas 25 persen.
ADVERTISEMENT
"Bahwa sampai tahun 2040, penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 gigawatt, 75 persennya berbasis pada energi baru terbarukan, 25 persennya adalah berbasis pada gas," ungkap Darmawan saat Road to PLN Investment Day, Rabu (6/3).
Tidak hanya itu, RUPTL tersebut juga mencanangkan pembangkit beban dasar (baseload) ditetapkan 3 jenis, yaitu pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Dalam RUPTL 2021-2030 yang masih berlaku saat ini, rencana penambahan pembangkit EBT hanya sebesar 20,9 GW atau 51,6 persen dari total bauran energi primer.
Di RUPTL tersebut, Kementerian ESDM dan PLN menghapus rencana pembangunan PLTU batu bara hingga 13 GW PLTU, di mana 1,1 GW PLTU digantikan dengan EBT, dan 800 MW PLTU digantikan dengan pembangkit gas.
ADVERTISEMENT